JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan Total Processing Value (TPV) Rp 56,7 triliun pada semester I-2021, tumbuh 54 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
“Pertumbuhan TPV perseroan didukung oleh kenaikan jumlah transaksi sebesar 15 persen dan kenaikan sebesar 34 persen pada Average Transaction Value (ATV) sepanjang semester I tahun 2020 sampai dengan semester I tahun 2021,” tulis manajemen BUKA melalui siaran pers, Selasa (31/8/2021).
Sebanyak 75 persen TPV perseroan selama semester pertama tahun 2021 berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia. Di daerah tersebut, penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung warung kecil ritel terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.
Bukalapak menyampaikan, para mitra menjadi penggerak utama pertumbuhan perseroan, di mana TPV mitra pada semester I-2021 mencapai Rp 23,9 triliun, naik 227 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga: Waspada Pinjol Ilegal Berkedok Koperasi, Begini Cara Mengeceknya
Kontribusi mitra terhadap TPV perseroan meningkat dari 22 persen pada kuartal II tahun 2020 menjadi 48 persen pada kuartal II tahun 2021. Sementara itu, ATV mitra meningkat sebesar 98 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun 2020.
Kenaikan tersebut ditopang oleh kenaikan pada jumlah produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra. Pada akhir Juni 2021, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 8,7 juta, naik dari 6,9 juta pada akhir Desember 2020.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Adapun rasio biaya operasional terhadap TPV berkurang dari 4,8 persen pada kuartal II tahun 2020 menjadi 2,8 persen pada kuartal II tahun 2021. Sejalan dengan hal ini, rasio biaya operasional pada semester I tahun 2021 terhadap TPV tercatat 2,7 persen, turun dibanding 4,4 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Namun, margin kontribusi Mitra Bukalapak setelah beban penjualan dan pemasaran masih -1 persen terhadap TPV pada tahun anggaran 2020 menjadi -0,5 persen terhadap TPV pada semester I tahun 2021. Sedangkan rasio kerugian operasional mitra terhadap TPV membaik dari 1,2 persen pada tahun anggaran 2020 menjadi 0,6 persen pada semester I tahun 2021.
Baca juga: Blibli Siap Susul Bukalapak IPO, Bagaimana Prospek Saham Teknologi?
Sementara itu, margin kontribusi marketplace setelah beban penjualan dan pemasaran meningkat dari -0,1 persen terhadap TPV pada FY20 menjadi -0,08 persen dari TPV pada 1H21 dengan rasio kerugian operasional terhadap TPV membaik dari 2,5 persen pada FY20 menjadi 1,9 persen pada semester I tahun 2021.
Adapun pendapatan pada kuartal II tahun 2021 tumbuh sebesar 37 persen dari tahun sebelumnya, menjadi Rp 440 miliar, dan pendapatan semester I tahun 2021 tumbuh 35 persen menjadi Rp 864 miliar.
Dibandingkan periode yang sama tahun 2020, pendapatan mitra Bukalapak pada kuartal II tahun 2021 tumbuh sebesar 292 persen menjadi Rp 145 miliar, sementara pendapatan pada semester I tahun 2021 untuk mitra Bukalapak naik sebesar 350 persen menjadi Rp 290 miliar.
Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan meningkat dari 12 persen pada kuartal II tahun 2020 menjadi 33 persen pada kuartal II tahun 2021.
“Perseroan terus memfokuskan strateginya untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan yang baik terhadap biaya operasional,” jelas manajemen BUKA.
Baca juga: September Ceria, Cek 5 Bansos yang Cair Bulan Ini
Bukalapak juga terus menekan kerugian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA)-nya. Kerugian EBITDA pada kuartal II tahun 2021 sebesar Rp 407 miliar mencerminkan adanya perbaikan sebesar 31 persen dibandingkan pada kuartal II tahun 2020, sementara kerugian EBITDA pada semester I tahun 2021 membaik 27 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Rasio kerugian EBITDA terhadap TPV membaik dari 3,1 persen pada kuartal II tahun 2020 menjadi 1,4 persen pada kuartal II tahun 2021. Sementara rasio kerugian EBITDA pada semester 1-2021 terhadap TPV juga membaik menjadi 1,2 persen dibandingkan dengan 2,6 persen.
Meski begitu, Bukalapak masih merugi pada semester 1-2021. Bukalapak sudah bisa menekan kerugian operasionalnya sebesar 24,9 persen dari Rp 1,03 triliun pada semester I-2020 jadi Rp 776 miliar pada semester I-2021.
Selain itu, Bukalapak juga bisa mengurangi kerugian bersihnya sebesar 25,7 persen dari Rp 1,03 triliun pada semester I tahun 2020 menjadi Rp 763 miliar pada semester 1-2021.
“Di samping peningkatan efisiensi diiringi dengan angka pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki posisi modal yang kuat dengan posisi kas perseroan sebesar Rp 2,7 triliun pada akhir Juni 2021, sebelum memperhitungkan hasil dari penawaran umum perdana saham perseroan sebesar Rp 21,3 triliun pada Agustus 2021,” tambah keterangan manajemen.
Baca juga: Cara Promosikan UMKM di Kanal Medsos Bukalapak
Adblock test (Why?)
Bukalapak Masih Rugi pada Semester I-2021 - Kompas.com - Kompas.com
Read More