Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis pada penutupan perdagangan Selasa (31/8/2021), setelah sepanjang hari bergerak di zona merah.
Indeks saham acuan nasional tersebut ditutup naik tipis 0,09% ke level 6.150,29. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG sempat dibuka di zona hijau, namun selang beberapa menit, IHSG langsung bergerak ke zona merah. Namun 30 menit jelang penutupan perdagangan hari ini, IHSG mampu kembali ke zona hijau, walaupun hanya tipis-tipis saja.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali naik menjadi Rp 12,8 triliun. Terpantau investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 634 miliar di pasar reguler. Sebanyak 271 saham menguat, 243 saham melemah dan 132 lainnya stagnan.
Secara mayoritas, asing memburu saham perbankan dan telekomunikasi, termasuk pendukungnya yakni menara telekomunikasi. Dari saham perbankan, asing memburu saham bank big cap yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sedangkan saham telekomunikasi dan pendukungnya yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), dan saham menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Selain memburu saham perbankan dan telekomunikasi, asing juga tercatat kembali memburu saham e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Berikut saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada hari ini.
|
Di lain sisi, asing juga tercatat melepas beberapa saham, di mana mayoritas merupakan saham konsumer dan saham media. Saham konsumer yang dilepas oleh asing hari ini adalah saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Sedangkan saham media yang dilepas oleh asing adalah saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT MNC Studio International Tbk (MSIN).
Selain melepas saham konsumer dan media, asing juga melepas saham pertambangan batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan saham farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Adapun saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini adalah:
|
Sentimen negatif muncul dari China yang melaporkan perlambatan laju manufakturnya per Agustus. Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) manufaktur berada di angka 50,1 atau melambat dari posisi Juli sebesar 50,4.
Angka di atas 50 dalam indeks PMI menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah itu menunjukkan kontraksi.
Artinya, ada risiko sektor manufaktur China akan kembali mengalami kontraksi, dan bisa berdampak ke perekonomian global. Maklum saja, China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia.
Sehari sebelumnya pada Senin (30/8/2021), China juga memberikan kabar buruk di mana pemerintah berencana membatasi perusahan teknologi mereka agar tidak mencatatkan sahamnya di bursa AS, sebagaimana diberitakan di Wall Street Journal.
Terbaru, pemerintah China juga berencana membatasi aktivitas anak-anak berusia di bawah 18 tahun bermain video game menjadi hanya 3 jam dalam sepekan. Aturan tersebut membuat saham-saham teknologi dan gaming tertekan, seperti Tencent yang anjlok 3% lebih.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd/chd)
IHSG Menguat Tipis, Asing Buru BBCA-TLKM & Lepas INDF-SCMA - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment