Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia jatuh hingga 12% pada perdagangan pekan ini, setelah pekan lalu sempat menguat lebih dari 16% ke level US$ 421/ton dan mencatat rekor tertinggi dalam dua bulan.
Mengutip data Refinitiv, pada perdagangan Jumat (27/5) harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di level US$ 370,5 per ton. Meski harganya anjlok dalam sepekan, secara harian batu bara menguat masing-masing 1,20% dan 2,12% dalam dua hari perdagangan terakhir.
Meskipun naik cukup besar dua hari terakhir, harga batu bara masih jauh dari level US$ 400 per ton yang sempat disentuh pekan lalu yang dipicu oleh tingginya permintaan karena India, Jepang, dan negara-negara Uni Eropa tengah bergerak cepat untuk mengamankan pasokan.
Pelemahan harga batu bara pekan ini salah satunya disebabkan oleh aksi profit taking di tengah harga tinggi pekan lalu. Sementara itu jelang akhir pekan, harga batu bara membaik karena kekhawatiran menipisnya pasokan serta permintaan tinggi dari India.
Merujuk pada Montel News, data DBX menunjukkan pasokan batu bara global di bulan Mei 2022 akan turun 2,2% (year on year/yoy) menjadi 79,2 juta ton. Penurunan terjadi karena negara-negara Eropa dan Jepang mempercepat pengiriman sebelum melarang ekspor batu bara Rusia pada Agustus mendatang.
Sementara itu, impor dari India diyakini masih akan meningkat di tengah lonjakan permintaan listrik. Penggunaan listrik di Negara Bollywood melonjak drastis sejak April karena gelombang panas. India juga harus meningkatkan impor batu bara untuk menyiapkan kebutuhan yang diperkirakan melonjak selama musim hujan pada Juli-September mendatang.
Foto: Reuters
Negara pemasok batu bara untuk India |
Merujuk Reuters, impor batu bara India diperkirakan mencapai 20,05 juta di Mei tahun ini. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak Maret lalu.
Kenaikan impor ini akan menguntungkan sejumlah negara, terutama Indonesia. India diperkirakan akan mengimpor batu bara dari Indonesia sebesar 11,06 juta atau naik dibandingkan April yang tercatat 8,13 juta ton, Impor batu bara dari Australia diperkirakan mencapai 4,3 juta ton, turun dari 4,94 juta ton di April.
Stok batu bara untuk PLTU di India dilaporkan naik 5% pekan ini di level 21,8 juta ton, dan masih terhitung 20% lebih rendah dari posisi tahun lalu, demikian catatan regulator listrik India yakni Central Electricity Authority (CEA).
"India melirik batu bara impor untuk mengatasi ketatnya suplai dari produsen domestik," tulis ANZ Bank dalam laporan risetnya
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Xi Jinping Punya Kuasa! Harga Batu Bara Turun Deh...
Mayday, Mayday! Harga Batu Bara Ambruk 12%, Ada Apa? - CNBC Indonesia
Read More