NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street berakhir merah pada perdagangan Rabu (18/5/2022). Penurunan ini terjadi menyusul aksi jual besar–besaran investor, karena kekhawatiran akan inflasi.
Dow Jones Industrial Average (DJIA)turun 1.164,52 poin, atau 3,57 persen menjadi 31.490,07. Sementara itu, S&P 500 ambles 4,04 persen, dan ditutup pada level 3.923,68, dan Nasdaq Composite tergelincir 4,73 persen menjadi 11.418,15.
Megan Horneman, kepala investasi di Verdence Capital Advisors mengatakan, pasar kembali ke aksi jual besar-besaran setelah dua laporan pendapatan triwulan perusahaan department store Target Corporation dan retail, Walmart turun.
Baca juga: Jokowi Mau Larang Ekspor Timah dan Bauksit Tahun Ini
Ini membuat investor khawatir akan kenaikan inflasi dan mengurangi keuntungan perusahaan–perusahaan yang bergerak di sektor konsumen. Penurunan kali ini adalah penurunan DJIA kelima lebih dari 800 poin tahun ini, dan semuanya terjadi karena aksi jual saham yang meningkat dalam satu bulan terakhir.
“Kami mulai melihat pada akhir tahun bahwa konsumen beralih ke kartu kredit untuk membayar kenaikan harga pangan, kenaikan harga energi, dan itu sebenarnya menjadi jauh lebih buruk. Ini akan merugikan tempat-tempat ritel terkemuka. Walmart menjadi salah satunya,” kata Horneman dilansir dari CNBC, Kamis (19/5/2022).
Saham Target jatuh 24,9 persen, usai perusahaan melaporkan pendapatan kuartalan tahun 2022 yang jauh lebih rendah dari perkiraan Wall Street karena biaya bahan bakar dan kompensasi yang lebih tinggi.
Perusahaan retail Walmart juga sebelumnya merilis laporan pendapatan di kuartal pertama tahun ini yang mengalami penurunan, dan jauh dari harapan setelah adanya kenaikan biaya bahan bakar dan tenaga kerja yang lebih besar. Saham Walmart kemarin ditutup ambles 11 persen, dan pada penutupan Rabu turun 6,8 persen.
Baca juga: Ditawari Gabung ICAO, Menhub: Kemajuan Sektor Penerbangan Kita Diakui Dunia Internasional
“Jelas bahwa biaya transportasi penting dan mempengaruhi (beberapa) perusahaan besar. Jadi saya pikir investor sedikit pusing akan hal ini, dan perusahaan mana yang selanjutnya mengalami masalah serupa?” kata Kim Forrest, pendiri Bokeh Capital.
Pada penutupan Rabu, harga saham Amazon ambles 7,2 persen, Best Buy tergelincir 10,5 persen, Dollar General terjun 11,1 persen, dan Dollar Tree juga turun 14,4 persen. Saham Macy's turun 10,7 persen, dan sementara saham Kohl's terkoreksi 11 persen.
Sementara itu perusahaan penyedia kebutuhan rumah tangga, Lowe`s Companies turun 5,3 persen meskipun laporan pendapatan perusahaan bertumbuh. Namun perusahaan mencatat penurunan pembelian untuk produk outdoor.
“Setiap perusahaan yang memiliki penjualan kebutuhan rumah tangga kemungkinan akan tertekan pada kuartal ini karena banyak pendapatan tambahan yang disalurkan ke harga makanan dan energi,” kata Jack Ablin, mitra pendiri Cresset Capital.
Saham dan aset berisiko lainnya juga mengalami tekanan, akibat inflasi dan upaya Federal Reserve untuk dalam menekan kenaikan harga melalui kenaikan suku bunga. Hal ini dikhawatirkan akan menjadi penyebab terjadinya resesi.
Imbal hasil pada catatan Treasury AS tenor 10 tahun sempat turun di bawah 2,9 persen setelah sempat mencapai 3 persen sebelumnya. Ini terjadi karena investor kembali ke obligasi yang dinilai merupakan tempat yang aman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Wall Street Jatuh, Saham–saham Retail di AS Rontok - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment