Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) telah berhasil memproduksi bahan bakar campuran bioavtur, yakni mencampurkan 2,4% minyak inti sawit atau refined bleached degummed palm kernel oil (RBDPKO) dengan menggunakan katalis "merah putih" buatan ITB, di Kilang Cilacap Pertamina.
Hasil pencampuran bioavtur ini dinamakan Jet Avtur 2,4 (J2,4).
Pada awal September lalu telah dilakukan serangkaian uji coba atau tes ground run J2,4, kini uji terbang pun dilakukan. Hari ini, Rabu (06/10/2021), dilaksanakan seremoni keberhasilan uji terbang pesawat CN235-220 FTB milik PT Dirgantara Indonesia di Hanggar 2 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF), Tangerang.
Dalam sambutan acara ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, ini merupakan upaya mendorong percepatan energi baru terbarukan (EBT) dan pengurangan emisi gas rumah kaca pada transportasi udara.
Dia mengatakan, berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.12 tahun 2015, pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) pada avtur ditargetkan mencapai persentase 3% pada 2020, dan pada 2025 ditingkatkan lagi menjadi 5%.
"Namun implementasi bioavtur sampai saat ini belum berjalan. Adanya kendala ketersediaan produk bioavtur dan proses teknologi dan keekonomian menjadi penyebab belum berjalannya bioavtur ini," tuturnya dalam memberikan sambutan pada acara "Seremoni Keberhasilan Uji Terbang Pesawat CN235-220 FTB Menggunakan Campuran Bahan Bakar Bioavtur 2,4% (J2.4)", Rabu (06/10/2021).
Dia memaparkan, serangkaian uji teknis dilakukan pada 8-10 September 2021 dan hari ini dilakukan penerbangan perdana menggunakan Bahan Bakar Nabati (BBN) menggunakan bioavtur J2.4 ini.
"Hari ini kita telah melihat sejarah baru yakni penerbangan perdana yang menggunakan Bahan Bakar Nabati yang kita tunggu selama ini. Pagi ini dari Bandung- Jakarta dengan Bahan Bakar Nabati," tuturnya.
Foto: SEREMONI KEBERHASILAN UJI TERBANG PESAWAT CN235 MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR BIOAVTUR 2,4%/ Youtube : Kementerian ESDM
SEREMONI KEBERHASILAN UJI TERBANG PESAWAT CN235 MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR BIOAVTUR 2,4%/ Youtube : Kementerian ESDM |
Dia mengatakan, keberhasilan uji terbang bioavtur ini merupakan keberhasilan tahap awal bioavtur. Namun demikian, menurutnya jangan berpuas diri terhadap keberhasilan ini dan pengembangan harus terus dilakukan, bahkan kalau bisa mencapai 100% atau J100.
"Keberhasilan ini tahap awal kontribusi bioavtur, kontribusi dari transportasi udara. Tentunya kita nggak akan berhenti dan berpuas diri untuk melakukan penelitian dan pengembangan, harus dilakukan bisa sampai J100 dan bioavtur bisa ke semua maskapai RI dan penerbangan mancanegara. Oleh karena itu, kami harapkan dukungan semua pihak untuk tahap-tahapan uji coba selanjutnya, termasuk roadmap untuk komersialisasinya" jelasnya.
Sebagai informasi, PT Pertamina (Persero) dan ITB melakukan uji coba co-processing kerosene dengan minyak nabati untuk menghasilkan prototype produk bioavtur. Serangkaian uji karakteristik material bahan bakar telah dilakukan meliputi titik nyala densitas, titik beku, kestabilan termal JFTOT, aromatik, titik kabut, LHV, viskositas dan specific gravity.
Pelaksanaan pengembangan bioavtur dilakukan di Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) Refinergy Unit (RU) IV Cilacap PT Pertamina (Persero) yang menghasilkan J2.0 pada tahun 2020 dan J2.4 pada awal tahun 2021. Adapun bahan bakar campuran bioavtur dihasilkan dari bahan baku 2% dan 2,4% refined bleached degummed palm kernel oil (RBDPKO) dengan menggunakan katalis merah putih.
Dalam rangka memenuhi kepentingan hukum kelaikan udara, dilakukan analisa sifat fisika dan kimia dari J2.0 dan J2.4 maupun Jet A1 oleh Lemigas ESDM. Adapun sample yang dikirimkan ke Lemigas diambil dari tangki di GMF agar lebih mewakili karakteristik bahan bakar.
Proses evaluasi avtur dan bioavtur diperlukan sebelum pelaksanaan pengujian di test cell di mana hasilnya harus memenuhi ASTM D1655 dan SNI sebagai panduan limit sifat fisika jenis avtur dan bioavtur yang boleh diisikan pada tangki pesawat udara untuk digunakan dalam penerbangannya, yaitu terdiri dari freezing point, lower heating value dan specific gravity.
Hasil uji Lemigas menunjukkan bahwa produk J2.4 dapat memenuhi spesifikasi bahan bakar avtur sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal Migas Nomor 35 Tahun 2021 atau dapat dikatakan secara spesifikasi produk J2.4 dapat digunakan sebagai pengganti avtur murni.
[Gambas:Video CNBC]
(wia)
Sejarah Baru! Uji Terbang Bioavtur 2,4% di Pesawat CN235-220 - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment