Rechercher dans ce blog

Monday, June 10, 2024

Rupiah Dihantui Kabar AS, IHSG "Serahkan Nasib" ke Prajogo Pangestu? - CNBC Indonesia

  • Pasar keuangan RI kemarin bergerak sangat volatil, rupiah ambruk, obligasi dijual investor, tetapi IHSG berhasil rebound.
  • Bursa Wall Street kompak menguat di tengah wait and see investor menunggu data inflasi dan keputusan the Fed pekan ini.
  • Penantian terhadap inflasi AS, kenaikan indeks dollar  sampai lelang surat utang negara (SUN) akan menjadi sentimen penggerak market hari ini.

Jakarta, CNBC indonesia - Pasar keuangan RI bergerak sangat volatile pada perdagangan kemarin, Senin (10/6/2024). Rupiah anjlok dalam, obligasi kembali dilego investor, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound berkat manuver saham Prajogo Pangestu, padahal pada sesi I sempat ambruk.

Sentimen selengkapnya yang potensi mempengaruhi pasar pada hari ini, Selasa (11/6/2024) silahkan dibaca pada halaman tiga artikel ini.

Membahas pasar saham terlebih dahulu, pada perdagangan kemarin IHSG berakhir di posisi 6.921,54. Dalam sehari berhasil menguat 0,34% atau 23,59 poin. Apresiasi ini berbanding terbalik dengan pergerakan sehari sebelumnya yang terkoreksi 1,10%.

Pergerakan IHSG kemarin terbilang sangat volatile. Pada awal perdagangan hingga pukul 10.00 WIB, indeks keseluruhan saham di bursa ini terperosok menyentuh level terendah 6/846,31.

Kemudian beberapa menit setelahnya, IHSG dengan cepat rebound berkat manuver saham-saham yang terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu.

Paling menarik, ada dari pergerakan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang sempat Auto Reject Bawah (ARB) ke posisi Rp5.500 per lembar, pada pukul 09.55 WIB.

Namun, hanya dalam hitungan setengah jam harga saham naik signifikan dan berakhir Auto Reject Atas (ARA) ke posisi Rp6.650 per lembar. Jika ada investor yang menampung di harga ARB, maka hanya dalam sehari saja keuntungannya sudah mencapai 20%.

Berkat kenaikan signifikan tersebut, BREN menjadi saham pendongkrak IHSG paling banyak mencapai 23,29 poin. Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga ikut mendukung kekuatan IHSG, dengan menopang 5,58 poin.

Sementara saham lainnya yang ikut mendorong IHSG hijau ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 13,74 poin, PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) 10,94 poin, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 5,85 poin.

Sayangnya, dari sisi aliran dana asing masih mencatatkan net sell, di regional market mencapai Rp446,59 miliar, sementara di pasar nego dan tunai sudah ada net buy sebesar Rp150,54 miliar. Namun, jika ditotal secara keseluruhan masih net sell sebesar Rp296,05 miliar.

Saham BREN yang naik banyak, malah menempati posisi dibuang asing paling banyak, mencapai Rp251,7 miliar. Nampaknya, investor memanfaatkan momentum scalping karena kenaikan signifikan yang terjadi kemarin.

Masih dari satu grup, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga dibuang asing sebanyak Rp44 miliar.

Saham lainnya yang banyak di lego asing ada dari saham teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebanyak Rp146,1 miliar. Lalu ada saham perbankan, BBRI dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang masing-masing dijual Rp61,3 miliar dan Rp50 miliar.

Flow asing yang masih keluar dari pasar saham ini kemudian berimplikasi pada nilai tukar rupiah yang kemarin jeblok cukup dalam.

Melansir data Refinitiv, rupiah kembali ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke posisi Rp16.275/US$. Dalam sehari terdepresi 0,53% yang kemudian menghapus penguatan rupiah sepanjang pekan lalu sebesar 0,34%.

Selain karena flow asing yang masih keluar dari pasar Tanah Air, mata uang Garuda tertekan dalam karena indeks dolar AS (DXY) kembali melambung. CNBC Indonesia memantau pada Senin malam pukul 19.09 WIB, DXY naik 0,31% ke posisi 105,20.

Selama dolar AS masih menguat, maka mata uang RI masih mendapat tekanan cukup besar. Ditambah sentimen pasar yang fokus menanti dua kabar genting dari negeri Paman Sam terkait inflasi dan pengumuman suku bunga the Fed.

Lebih lanjut, investor asing juga tampak keluar dari SBN pada transaksi 3-6 Juni 2024 sebesar Rp0,66 triliun. Sejak awal tahun, berdasarkan data setelmen sampai dengan 6 Juni 2024 tercatat investor asing tercatat jual neto Rp36,02 triliun di pasar SBN.

Asing yang keluar dari pasar obligasi ini membuat yield obligasi acuan RI kembali naik. Melansir data Refintiiv, yield ID10Y bertengger di 6,98%, naik 8 basis poin (bps) pada perdagangan kemarin.

Adblock test (Why?)


Rupiah Dihantui Kabar AS, IHSG "Serahkan Nasib" ke Prajogo Pangestu? - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Tak Adil Bagi RI, Menperin Tolak Proposal Investasi Rp1,5 T dari Apple - CNN Indonesia

[unable to retrieve full-text content] Tak Adil Bagi RI, Menperin Tolak Proposal Investasi Rp1,5 T dari Apple    CNN Indonesia Pemerintah...