Jakarta, CNBC Indonesia - Para eksekutif di industri mata uang kripto ramai-ramai mengatakan nilai Bitcoin akan naik gila-gilaan atau diistilahkan 'bull run'. Bahkan, banyak yang memprediksi nilai Bitcoin akan mencatat rekor tertinggi pada 2024 mendatang di atas US$ 100.000 (Rp 1,5 miliar).
Sepanjang tahun ini, Bitcoin telah naik lebih dari 120%. Tren ini digadang-gadang akan berlanjut tahun depan.
"Sepertinya [2023] adalah tahun persiapan untuk menghadapi bull run yang belum terjadi. Sentimennya sangat optimis untuk 2024 dan 2025," kata Pascal Gauthier, CEO Ledger, dikutip dari CNBC International, Selasa (5/12/2023).
Nilai Bitcoin tertinggi selama ini terpantau hampir US$ 69.000 pada November 2021. Sejak saat itu, industri kripto terjun bebas karena dilanda isu dan insiden bertubi-tubi.
Mulai dari koin dan proyek yang bangkrut, hingga petinggi kripto yang tersandung kasus hukum dan dipenjara. Salah satu contohnya FTX yang pernah menjadi layanan perdagangan kripto terbesar.
FTX kolaps bersama dengan pendirinya, Sam Bankman-Fried, yang dituntut 100 tahun penjara setelah terbukti bersalah untuk 7 kasus penipuan dan kriminal.
Selain itu, pendiri Binance Chengpeng Zhao juga terbukti bersalah dan mengundurkan diri sebagai CEO sebagai bagian dari kesepakatan senilai US$ 4,3 miliar dengan Departemen Kehakiman AS (DOJ).
Industri kripto terpukul seiring dengan turunnya kepercayaan masyarakat atas masa depan mata uang digital tersebut. Namun, menurut CEO Lightspark, Dava Marcus, dua kasus tersebut sudah selesai dan masyarakat akan kembali fokus dengan fungsi mata uang digital ke depannya.
"Menurut saya, setelah kita semua keluar dari fase spekulatif, selanjutnya orang-orang akan lebih fokus ke teknologi mata uang digital dan berbagai masalah yang bisa diselesaikan berkat teknologi itu," kata Marcus.
Sebagai informasi, Marcus adalah mantan pemimpin proyek stablecoin mirik Facebook bernama 'Diem' yang gagal. Kini ia sedang menyiapkan teknologi untuk meningkatkan Bitcoin sebagai jaringan pembayaran.
Saat ini investor sudah fokus melihat perkembangan positif dari mata uang kripto. Salah satunya antusias industri terkait izin Bitcoin sebagai instrumen Reksa Dana (exchange-traded fund/ETF) yang sebentar lagi keluar.
Hal tersebut bisa memicu minat para investor tradisional yang sebelumnya tak percaya dengan masa depan kripto.
"Menurut saya, ETF artinya Bitcoin akan jadi mainstream. Ini adalah hal yang ditunggu-tunggu," kata Gauthier.
Selanjutnya, hal yang menyokong sentimen positif adalah 'halving' Bitcoin yang memiliki siklus 4 tahun sekali. Dijadwalkan, halving selanjutnya akan terjadi pada Mei 2024.
Halving merupakan fenomena yang terjadi ketika para penambang Bitcoin memanen hasil tambangnya dan dipangkas menjadi setengah. Alhasil, pasokan Bitcoin akan terbatas menjadi 'hanya' 21 juta koin. Biasanya faktor ini membuat investor terpacu untuk kebagian Bitcoin.
"Sejumlah pelaku pasar memperkirakan kenaikan beberapa saat setelah halving, namun mengingat berita ETF, kita bisa saja melakukan pergerakan sebelum halving sehingga sebagian besar investor akan menunggu. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga secara besar," kata VP CoinDCX, Vijay Ayyar.
Prediksi Bitcoin Tembus Rp 1,5 Miliar 2024
Target nilai Bitcoin tembus US$ 100.000 pada 2024 mulanya diumbar oleh Standard Chartered pada pekan lalu. Raksasa bank tersebut mengatakan kenaikan Bitcoin akan didorong oleh izin ETF.
Matrixport yang merupakan firma layanan keuangan kripto merilis laporan yang meramalkan nilai Bitcoin akan tembus US$ 63.140 pada April 2024 dan US$ 125.000 pada akhir tahun depan.
"Berdasarkan model inflasi kami, lingkungan makro diperkirakan akan tetap menjadi pendorong yang kuat bagi kripto. Penurunan inflasi lainnya diperkirakan akan mendorong Federal Reserve untuk mulai menurunkan suku bunga," kata Matrixport dalam laporannya.
"Dikombinasikan dengan arus geopolitik, dukungan moneter yang sehat ini akan mendorong Bitcoin ke level tertinggi baru pada tahun 2024," ia menjelaskan.
Beberapa orang menilai kebijakan moneter akan mendukung perkembangan Bitcoin yang selama ini dilihat sebagai aset berisiko tinggi. Sementara itu, banyak pula yang menilai Bitcoin sebagai 'safe haven', yakni aset aman untuk menaruh uang di tengah kondisi geopolitik yang tak menentu.
Gauthier mengatakan mungkin saja Bitcoin tembus ke US$ 100.000 pada 2024, namun ia tak memberikan prediksi secara rinci.
"Yang saya lihat adalah fundamental yang kuat," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
(fab/fab)
Alasan Harga Bitcoin Bisa Tembus Rp 1,5 M Tahun Depan - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment