Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras terpantau terus melanjutkan kenaikan. Bahkan, kembali cetak rekor baru.
Harga beras hari ini, Jumat (8/9/2023) naik Rp50 ke Rp12.670 per kg untuk jenis medium dan bertengger di Rp14.290 per kg untuk premium.
Sepekan lalu, 1 September 2023, harga beras premium tercatat di Rp14.010 per kg dan beras medium di Rp12.330 per kg.
Harga tersebut adalah rata-rata nasional harian di tingkat pedagang eceran. Data diakses dari Panel Harga Badan Pangan pukul 13.18 WIB. Pantauan di lapangan, harga beras bahkan sudah ada yang berkisar Rp16.000-17.000 per kg, dan di e-commerce bahkan ada yang dijual sekitar Rp18.000 per kg.
Terpantau, kenaikan harga beras, baik medium maupun premium saat ini, semakin memperdalam gap antara harga beras tahun lalu dengan tahun ini.
Di mana, harga beras terus menanjak naik sejak Agustus 2023, dan dalam beberapa pekan terakhir terus terbang ke atas harga eceran tertinggi (HET). Bahkan, meroket cetak rekor baru.
Harga tertinggi beras medium tahun 2022 adalah Rp11.340 per kg dan beras premium di Rp12.910 per kg. Harga tersebut tercatat terjadi di bulan Desember 2022.
Sementara, HET beras terbaru yang ditetapkan pemerintah lewat Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras adalah:
- Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium senilai Rp. 10.900/kg sedangkan beras premium Rp 13.900/kg
- Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium sebesar Rp 11.500/kg dan beras premium Rp 14.400/kg
- Zona ke-3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp 14.800/kg.
HET beras tersebut ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras.
Lalu apakah harga beras akan terus terbang tak terkendali?
Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) juga Guru Besar Universitas Lampung Bustanul Arifin mengatakan, lonjakan harga beras di Indonesia bukan lah persoalan biasa. Sehingga, langkah-langkah untuk meredam lonjakan harga beras harus dilakukan segera.
Dia mengungkapkan, lonjakan harga beras yang terjadi dipengaruhi penurunan produksi di dalam negeri. Kondisi ini diperparah fenomena El Nino yang memicu kekeringan ekstrem di sentra-sentra produksi padi di Indonesia.
Bustanul mengatakan, harga beras di Indonesia yang merangkak naik ke level tertinggi di bulan September tentu bukan persoalan biasa. Harga naik hampir Rp2.000 dalam setahun.
Kenaikan harga beras, katanya, berhubungan dengan rancangan kebijakan dan tata kelola stok beras oleh pemerintah. Dalam hal ini, stok pemerintah di gudang-gudang BUMN Pangan, yaitu Perum Bulog dan ID Food, yang dikomandoi Badan Pangan Nasional (Bapanas).
"Saya belum melakukan modeling kuantitatif. Dugaan saya sih, harga beras tidak akan naik terus tanpa batas. Saya berharap, panen musim gadu pada Oktober dapat membantu," katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (8/9/2023).
"Panen gadu bulan Oktober diperkirakan 2,28 juta ton beras. Memang lebih rendah dibandingkan panen gadu Oktober tahun lalu, yang mencapai 2,38 juta ton beras," tambahnya.
Jika proyeksi itu tercapai, kata dia, stok beras di dalam negeri akan aman.
"Kalau ada tambahan itu ya masih aman. Asalkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog tidak habis semua," katanya.
Hanya saja, imbuh dia, harga beras yang saat ini bergerak naik, akan mencari keseimbangan baru. Artinya, tak ada lagi peluang untuk kembali ke harga sebelum Agustus 2022.
"Harga domestik rata-rata sudah Rp13.850 per kg. Bahkan beras Pandanwangi sudah mencapai Rp15.000 per kg," ujarnya.
Dia pun tak menampik harga keseimbangan baru beras di dalam negeri akan melampaui Rp13.000 per kg.
"Saya pikir begitu," ujarnya.
Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah untuk menekan gejolak harga beras yang terus meroket?
Foto: Harga Beras Naik & Bisa Capai Rp 1 Juta/Karung, Salah Siapa?(CNBC Indonesia TV)
Harga Beras Naik & Bisa Capai Rp 1 Juta/Karung, Salah Siapa?(CNBC Indonesia TV)
|
Pertama, kata Bustanul, Bulog harus segera menyelesaikan sepenuhnya realisasi pemasukan beras impor dari total kuota yang diperintahkan pemerintah sebanyak 2 juta ton. Dia berharap, Bulog bisa lebih sigap dalam bernegosiasi untuk membeli beras dari negara seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, atau pun Pakistan. Di tengah gejolak pasar beras global akibat ulah India yang menutup keran ekspor berasnya.
Kedua, ujarnya, Bulog harus lebih taktis dalam tata kelola stok dan membeli gabah petani di dalam negeri. Sebab, harga gabah saat ini sudah jauh melampaui harga pembelian pemerintah (HPP) yang juga baru dinaikkan pemerintah.
Bustanul mengingatkan, akibat lonjakan harga gabah, akan berdampak pada persaingan pembelian di pasar. Bulog akan berhadapan dengan industri swasta yang tentu akan berani membeli beras dengan harga lebih mahal.
Ketiga, lanjutnya, Kementerian Pertanian (Kementan) dan pemerintah daerah harus memacu peningkatan produksi, serta mempercepat penanaman. Benih padi unggul tahan kekeringan serta irigasi yang mumpuni, kata Bustanul, menentukan upaya peningkatan produksi padi di dalam negeri.
"Manajemen stok beras sangat menentukan psikologi pasar beras. Bulog jangan sampai blunder dalam membuat rencana pengadaan atau pembelian beras dari petani. Perencanaan yang baik akan membantu meningkatkan stabilisasi harga beras," pungkas Bustanul.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Bulog Sibuk Nabung Beras Cegah Bahaya Dahsyat Ini Terjadi
(dce/dce)
Adblock test (Why?)
Harga Beras Ugal-ugalan Pecah Rekor, Ekonom Ingatkan 3 Hal - CNBC Indonesia
Read More