Jakarta, CNBC Indonesia- Emas bangkit dari keterpurukan dan mampu mengakhiri perdagangan pekan ini di zona hijau. Harga emas di pasar spot pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (15/9/2023), ditutup di posisi US$ 1.923,58 per troy ons. Harga emas menguat tajam 0,69%.
Posisi tersebut adalah yang terkuat sejak 5 September 2023 atau delapan perdagangan terakhir.Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif emas yang pada hari sebelumnya menguat 0,21%.
Secara keseluruhan, harga emas menguat 0,30% pada pekan ini. Penguatan berbanding terbalik dengan pekan sebelumnya di mana emas ambruk 1,08%.
Sepanjang pekan ini, harga emas sangat fluktuatif. Emas menguat pada Senin tetapi kemudian jatuh pada Selada dan Rabu dengan pelemahan hingga 0,80%. Emas kemudian bangkit pada Kamis dan Jumat.
Harga emas sangat dipengaruhi oleh perilaku pelaku pasar menanggapi data-data ekonomi AS. Seperti diketahui, AS mengeluarkan sejumlah data penting pekan ini mulai dari inflasi hingga indeks harga produsen (IPP) Agustus serta klaim pengangguran bulanan.
AS mengumumkan inflasi sebesar 3,7% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2023, naik dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,2% YoY. Inflasi tersebut adalah yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir dan hampir dua kali lipat lebih tinggi dari target bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Namun, inflasi inti melandai sesuai ekspektasi ke 4,3% YoY dibandingkan periode bulan sebelumnya sebesar 4,7%.
Data klaim pengangguran AS untuk pekan yang berakhir 9 September 2023 naik ke 220.000 dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 217.000. Nilai tersebut masih berada di bawah ekspektasi pasar yang proyeksi bisa naik ke 225.000.
Kemudian ada data penjualan ritel AS untuk periode Agustus 2023 tumbuh 0,6% secara bulanan (MoM) dibandingkan sebelumnya sebesar 0,5% MoM.
Sementara itu data inflasi untuk produsen atau producer price index (PPI) periode Agustus 2023naik 1,2% (yoy), lebih panas dibandingkan konsensus sebesar 1,2% dan bulan sebelumnya sebesar 0,8%.
Data-Data ekonomi AS sebenarnya mendukung The Fed untuk melanjutkan kebijakan ketatnya. Namun, market sepertinya sudah priced in dengan kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pekan depan sehingga kekhawatiran mereda dan emas pun menguat.
Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 99% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan pekan depan.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang hanya 97%.
Selain pelaku pasar yang sudah priced in, kenaikan harga emas juga didukung oleh membaiknya ekonomi China serta kekhawatiran pelaku pasar terhadap aksi demo besar-besaran di AS.
Penjualan ritel China tumbuh 4,9% (yoy) pada Agustus, jauh lebih tinggi dibandingkan Juli yang tercatat 2,5%.
Konsumsi jasa China juga sudah menanjak 19,4%. Perbaikan data ini tentu saja menjadi kabar baik bagi emas karena China adalah konsumen terbesar emas di dunia.
Analis independen Tai Wong menjelaskan salah satu penyebab kenaikan emas adalah kekhawatiran mengenai demo besar-besaran pekerja otomotif di Detroit, Amerika Serikat (AS).
Sekitar 13.000 pekerja otomotif mogok kerja dan menuntut kenaikan gaji.
Aksi ini menimbulkan kekhawatiran mengingat besarnya jumlah pekerja serta dampak yang mungkin ditimbulkan. Emas adalah aset aman yang dicari saat terjadi ketidakpastian.
"Emas rally karena ada kekhawatiran yang besar. Demo pekerja bisa berlangsung lama karena besarnya tuntutan pekerja. Ada kemungkinan pemerintahan (setempat) mengalami shut down pada akhir bulan ini jika tuntutan semakin keras," tutur Tai Wong, dikutip dari Reuters.
Ribuan pekerja yang tergabung dalam United Auto Workers (UAW) melakukan pemogokan di tiga pabrik perakitan milik raksasa otomotif, General Motors (GM), Ford, dan Stellantis.
Ini terjadi setelah serikat pekerja dan produsen mobil gagal mencapai kesepakatan mengenai kontrak kerja baru pada Kamis (14/9/2023) waktu setempat.
Mengutip CNBC International, fasilitas yang mengalami pemogokan pekerja adalah pabrik truk menengah dan van ukuran penuh milik GM di Wentzville, Missouri, lalu pabrik pikap menengah Ford Ranger dan SUV Bronco di Wayne, Michigan serta pabrik Jeep Wrangler dan Gladiator milik Stellantis di Toledo, Ohio.
Pekerja menuntut kenaikan gaji 36% salaam empat tahun ke depan atau hingga September 2027 dari angka sekarang yakni US$ 32 per jam.
Mereka juga meminta pengurangan 32 jam kerja per minggu, peralihan kembali ke dana pensiun tradisional, serta penghapusan tingkat kompensasi dan pemulihan penyesuaian biaya hidup (COLA). Mereka juga meminta beberapa hal lainnya termasuk peningkatan tunjangan pensiun dan peningkatan tunjangan liburan dan cuti keluarga.
Aksi demo ini membuat produsen motor khawatir mulai dari Ford Motor hingga General Motors.
Presiden AS Joe Biden dikabarkan sudah memanggil Ketua Serikat Pekerja Otomotif AS (UAW) untuk menyelesaikan persoalan.
Langkah Biden ini menunjukkan kekhawatiran serta berbanding terbalik dengan sebelumnya di mana ia mengaku tak khawatir dengan aksi demo.
"Saya tidak khawatir dengan aksi demo. Saya yakin itu tidak akan terjadi," ucap Biden awal September, dikutip dari Reuters.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]
Harga Emas Terbang Setelah AS Digoyang Demo Besar-Besaran - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment