Rechercher dans ce blog

Wednesday, May 10, 2023

Harga Batu Bara Jeblok Hampir 60%, China Jadi Biang Kerok - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara masih bergerak dalam tren pelemahan. Pada perdagangan Rabu (10/5/2023), harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 164,95 per ton. Harganya melandai tipis 1,62%.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 05 Januari 2022 (US$ 161,75 per ton) atau dalam 16 bulan terakhir.

Pelemahan kemarin juga memperpanjang tren pelemahan harga batu bara menjadi enam hari perdagangan. Dalam enam hari tersebut, harga batubara sudah jatuh 13,2%.

Sepanjang tahun ini, harga pasir hitam sudah jatuh 57,7% atau nyaris 60%.

Harga batu bara jatuh menyusul kabar buruk dari China dan Eropa.

Impor komoditas China terus melambat pada April. Pelemahan ini mulai menjadi sinyal bahaya bagi pasar komoditas mengingat besarnya peran Tiongkok dalam menggerakkan banyak harga komoditas, mulai dari batu bara, minyak mentah, hingga emas.

Impor minyak mentah, batu bara, bijih tembaga dan perak semuanya anjlok pada April.

Impor minyak China anjlok 16,4% menjadi 10,3 juta barel per day (bpd) pad April dari 12,31 bpd pada Maret 2023. Impor minyak China menjadi yang terendah sejak Januari 2023.

"Tanda-tanda memburuknya sektor-sektor kunci di China seperti manufaktur dan konstruksi mulai membebani sentimen ke depan," tutur analis Reuters Clyde Russell, kepada Reuters.

Purchasing Manager Index (PMI) China terkontraksi menjadi menjadi 49,2 dari pada April. Indeks jauh lebih kecil dibandingkan 51,9 pada Maret 2023. Pelemahan manufaktur bisa membuat permintaan batu bara melandai.

Impor batu bara China melandai 1,2% dari 41,17 juta ton pada Maret menjadi 40,68 juta ton pada April 2023.

Secara keseluruhan, impor batu bara pada Januari-April 2023 melonjak 89% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  Impor melonjak pada empat bulan pertama karena China memanfaatkan harga batu bara yang murah.

"Pertanyaannya adalah apakah impor yang melandai pada April adalah awal dari tren pelemahan ke depan," tambah Russell.

Harga batu bara domestik China akan menjadi penentu pergerakan harga batu bara ke depan.  Meningkatnya produksi dalam negeri bisa semakin menekan harga batu bara lokal China.

Dengan produksi yang meningkat maka impor China juga diproyeksi akan melemah.

Produksi batu bara China meningkat drastis mencatat rekor pada Maret 2023 dengan jumlah 417,22 juta ton, Jumlah itu setara dengan 13,46 juta ton per hari yang merupakan rekor tertinggi.

Permintaan dari Eropa pun belum akan naik seiring datangnya musim semi, memadainya pasokan, serta terus turunnya harga gas.

Eropa memasuki musim semi di mana suhu relatif bersahabat sehingga permintaan energi tidak akan melonjak.  Suhu di beberapa wilayah Eropa memang akan lebih tinggi dalam beberapa hari ke depan.

Namun, pasokan batu bara yang memadai di berbagai pelabuhan Eropa membuat harga sulit melonjak.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Video: Winter Semakin Dingin, Harga Batu Bara Kian "Ngebul"


(mae/mae)

Adblock test (Why?)


Harga Batu Bara Jeblok Hampir 60%, China Jadi Biang Kerok - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Harga Emas Melonjak ke US$ 2.700, Waktunya Investasi atau Tunggu Dulu? - Investor.ID

[unable to retrieve full-text content] Harga Emas Melonjak ke US$ 2.700, Waktunya Investasi atau Tunggu Dulu?    Investor.ID Harga Emas G...