Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas diperkirakan akan melampaui rekor tertingginya, US$2.000/troy ons tahun ini. Bahkan, pengamat menilai emas bisa melesat hingga US$ 2.100/troy ons.
"Saya melihat potensi emas untuk naik ke $2100 atau lebih tahun ini," ungkap Analis DFCX Futures Lukman Leong kepada CNBC Indonesia pada Rabu, (18/1/2023).
Menurutnya, sentimen ketidakpastian geopolitik yang disebabkan oleh perang Ukraina telah membuat Bank Sentral Dunia terutama China mengalihkan cadangan devisa mereka ke emas.
"Perlambatan ekonomi dan resesi global tahun ini akan memicu permintaan safe haven emas," tambahnya.
People's Bank of China (PBoC) sendiri telah menurunkan kepemilikan obligasi AS dalam jumlah besar beberapa tahun terakhir. Menurut Julius Baer, bank swasta Swiss, kepemilikan obligasi dipangkas jadi US$ 2 miliar dari lebih dari US$ 150 miliar pada tahun 2012.
Lukman Leong menambahkan, selain sentimen perlambatan ekonomi global, Harga emas bisa menguat dengan pembukaan kembali ekonomi di China. Pasalnya, permintaan impor emas diperkirakan akan meningkat tajam.
Meski begitu, Pada perdagangan hari ini, Rabu (18/1/2023) pukul 06:10 WIB, harga emas dunia di pasar spot juga nyaris tidak bergerak dan melemah tipis 0,006% ke posisi US$ 1.908,27 per troy ons.
Pelemahan pagi ini memperpanjang tren negatif emas menjadi melemah selama tiga hari terakhir. Selama tiga hari tersebut, emas melemah 0,62%.
Namun, Goldman Sachs mengatakan ada harapan jika perayaan Hari Raya Tahun Baru China atau Imlek pada akhir pekan ini bisa meningkatkan pembelian emas.
"Kami memperkirakan harga emas masih bisa menguat ke level US$ 1.950 pada 2023," tutur Goldman Sachs, dikutip dari CNBC International.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Benarkan Harga Emas Tahan Resesi ? Cek Faktanya
(Mentari Puspadini/ayh)
Buruan Borong, Harga Emas Menuju Tertinggi Sepanjang Sejarah! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment