Nilai tukar rupiah ambrol 0,24 persen hingga tembus Rp15.500 per dolar AS pada Rabu (19/10) pukul 15.07 WIB.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah. Tercatat won Korea Selatan melemah 0,27 persen, dolar Singapura melemah 0,04 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,14 persen.
Lalu, yuan China minus 0,22 persen, peso Filipina minus 0,29 persen, yen Jepang minus 0,05 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.
Sementara itu, mata uang negara maju kompak melemah. Poundsterling Inggris melemah 0,37 persen, franc Swiss minus 0,38 persen, euro Eropa minus 0,22 persen, dolar Australia minus 0,08 persen, dan dolar Kanada minus 0,13 persen.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah terjadi karena sentimen negatif dari investor pada rupiah oleh outlook inflasi dan suku bunga BI ke depan.
Menurutnya, pasar menduga BI tidak akan melakukan kebijakan moneter, yakni menaikkan suku bunga acuan secara agresif karena inflasi masih terkendali.
Meski begitu, Lukman melihat BI malah akan menaikkan lagi suku bunga demi menekan pelemahan rupiah saat ini.
"Dengan pelemahan rupiah yang cukup besar, saya melihat peluang untuk BI menaikkan paling tidak 50bps pada pertemuan besok dan ada kemungkinan kembali melakukan pre-emptive dengan kenaikan yang lebih besar 75bps untuk meredakan tekanan pada rupiah," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Rabu (19/10).
(mrh/agt)Rupiah Ambrol ke Rp15.500 Sore Ini, Terlemah Dalam 2,5 Tahun Terakhir - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment