Rechercher dans ce blog

Monday, January 24, 2022

Ada Harapan! Wall Street Bangkit, IHSG Bakal Mengikuti? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - IHSG mengawali pekan dengan kelam setelah ambles satu persen pada sesi perdagangan kemarin. Sementara itu, rupiah melemah tipis di tengah peningkatan kasus virus Corona (Covid-19) di RI dan jelang pertemuan The Fed.

Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup ambles 1,06% ke level 6.655,166. Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG diperdagangkan di zona merah dan terus mengalami pelemahan dari awal sesi I hingga penutupan perdagangan.

Walaupun anjlok, investor asing tercatat membeli bersih (net buy) sebesar Rp 27,21 miliar di pasar reguler. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing tercatat menjual bersih (net sell) sebesar Rp 33,38 miliar.


Dari global, bursa saham AS, Wall Street mengalami minggu terburuk sejak pandemi virus Corona menyerang negeri Paman Sam. Tiga indeks saham Wall Street kembali anjlok signifikan.

Indeks Dow Jones drop 4,58%, kemudian indeks S&P 500 turun 5,68%. Paling parah, Nasdaq Composite yang terjungkal dengan koreksi 7,55% dalam sepekan.

Masih terkoreksinya bursa saham Negeri Paman Sam pada Jumat pekan lalu membuat beberapa bursa Asia kembali terkoreksi pada Senin (24/1/2022), termasuk IHSG.

Hanya indeks Nikkei Jepang dan Shanghai Composite China yang bergerak di zona hijau. Nikkei menguat 0,24%, sedangkan Shanghai naik tipis 0,04%.

Pada pekan ini, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menggelar rapat komite pengambil kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC), tepatnya pada 25-26 Januari 2022.

Dengan inflasi di AS yang terus membandel, pasar memperkirakan The Fed bakal agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya.

The Fed diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan 4-5 kali di tahun 2022. Setelah itu bank sentral AS juga diprediksi akan menempuh kebijakan moneter kontraktif dengan mereduksi ukuran neracanya (balance sheet).

Selain sentimen-sentimen di atas, perkembangan pandemi Covid-19 juga menjadi cermatan investor pada hari ini. Semua disebabkan karena meluasnya infeksi varian baru Covid-19 Omicron.

Sementara, rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,03% menjadi Rp 14.340/US$ pada Senin kemarin, dari penutupan perdagangan Jumat pekan lalu.

Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Senin (24/1/2022), di tengah peningkatan kasus virus Corona (Covid-19) di global maupun di Indonesia dan jelang rapat komite pengambil kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC), yang akan dilaksanakan pada 25-26 Januari 2022.

Mayoritas investor memburu obligasi pemerintah pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil atau yield. Hanya SBN bertenor satu tahun, 15 tahun, dan 30 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan kenaikan yield dan pelemahan harga.

Adblock test (Why?)


Ada Harapan! Wall Street Bangkit, IHSG Bakal Mengikuti? - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Harga Emas Melonjak ke US$ 2.700, Waktunya Investasi atau Tunggu Dulu? - Investor.ID

[unable to retrieve full-text content] Harga Emas Melonjak ke US$ 2.700, Waktunya Investasi atau Tunggu Dulu?    Investor.ID Harga Emas G...