Rechercher dans ce blog

Wednesday, November 10, 2021

Asing Serok Habis 4 Saham Big Cap, Lepas UNTR-INDF! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat pada perdagangan Rabu (10/11/2021), meskipun sempat terkoreksi pada perdagangan intraday hari ini.

Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup menguat 0,2% ke level 6.683,146. IHSG sempat terkoreksi dari perdagangan awal sesi I hingga perdagangan sesi II pukul 14:00 WIB. Namun di menit-menit terakhir, IHSG akhirnya mampu berbalik arah kembali ke zona hijau.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini mengalami penurunan menjadi Rp 11,3 triliun. Sebanyak 229 saham menguat, 273 saham melemah, dan 170 lainnya stagnan. Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 369 miliar di pasar reguler.


Asing tercatat memburu empat saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) pada hari ini, yakni saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Selain memburu empat saham big cap, asing juga tercatat kembali mengoleksi saham e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan saham emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Berikut saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada hari ini.

Net Buy Asing

Sedangkan dari penjualan bersih, asing tercatat melepas dua saham emiten poultry atau peternakan unggas, yakni PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA).

Selain itu, asing juga melepas saham produsen alat berat pertambangan anak usaha Astra yakni PT United Tractors Tbk (UNTR), saham emiten konsumer PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), saham perbankan BUMN big cap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan saham emiten pertambangan emas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Adapun saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini adalah:

Net Sell Asing

Sentimen negatif penekan IHSG datang dari Amerika Serikat (AS), yang merilis indeks harga grosir per Oktober melesat 8,6% secara tahunan, menjadi rekor tertinggi dalam 11 tahun terakhir, menurut data Departemen Tenaga Kerja AS.

Kabar itu membalik rilis indeks harga produsen (producer price index/PPI) yang naik 0,6% secara bulanan, atau sesuai dengan ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones.

Pasar pun cemas dengan adanya peluang bahwa Indeks harga konsumen, yang baru akan dirilis pada malam nanti waktu Indonesia bakal menunjukkan adanya lonjakan signifikan.

Di sisi lain, pasar juga merespons data inflasi China per Oktober 2021 yang dirilis pada hari ini, tepatnya tadi pagi. Setelah rilis data inflasi Negeri Tirai Bambu tersebut pada hari ini, risiko stagflasi semakin besar.

Stagflasi adalah fenomena ekonomi di mana harga naik (inflasi tinggi), tetapi aktivitas bisnis mengalami stagnasi, yang menyebabkan tingginya pengangguran dan berkurangnya daya beli konsumen.

Pemerintah China hari ini melaporkan inflasi yang dilihat dari consumer price index (CPI) naik 1,5% secara tahunan (year-on-year/YoY) di bulan Oktober, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,7% YoY serta dibandingkan hasil polling Reuters terhadap para ekonom yang memprediksi 1,4% YoY.

Yang paling membuat cemas adalah inflasi dari sektor produsen (producer price index/PPI) yang meroket 13,5% YoY, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 10,7%. PPI di bulan Oktober tersebut menjadi yang tertinggi dalam lebih dari 26 tahun terakhir.

Ketika inflasi di produsen tinggi, maka ada risiko inflasi CPI juga akan melesat dalam beberapa bulan ke depan. Sebab, produsen kemungkinan besar akan menaikkan harga jual produknya.

"Kami khawatir inflasi di sektor produsen akan berdampak pada inflasi konsumen," kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.

"Risiko terjadinya stagflasi terus meningkat," imbuh Zhiwei.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)

Adblock test (Why?)


Asing Serok Habis 4 Saham Big Cap, Lepas UNTR-INDF! - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Cek Harga Emas Antam Hari ini 29 November 2024 Kembali Menurun Rp 5.000 - Serambinews.com

[unable to retrieve full-text content] Cek Harga Emas Antam Hari ini 29 November 2024 Kembali Menurun Rp 5.000    Serambinews.com Harga E...