Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. naik pada perdagangan Selasa (14/9), mengikuti pergerakan emas dunia yang naik 0,34% ke US$ 1.793,48/troy ons. Meski demikian, belakangan ini emas sangat sulit menguat, sebab terjadi capital outflow yang besar di pasar logam mulia.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, harga emas batangan hari ini naik Rp 3.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 932.000/batang, secara persentase naik 0,32%.
Jika melihat ke belakang, di tahun ini harga emas Antam dengan berat 1 gram paling mahal dijual Rp 981.000/batang, cukup jauh dari rekor tertinggi 1.065.000/batang yang dicapai pada Agustus tahun lalu.
Salah satu penyebab sulitnya emas Antam menguat yakni harga emas dunia yang juga melempem akibat isu tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed).
Isu tersebut sudah berkembang beberapa bulan terakhir, membuat yield obligasi (Treasury) dan dolar AS naik di awal Agustus lalu. Dua aset tersebut membuat emas menjadi kurang menarik, alhasil terjadi capital outflow di pasar emas.
World Gold Council (WGC) mengatakan sepanjang bulan Agustus terjadi capital outflow dari exchange trade fund (ETF) berbasis emas senilai US$ 1,8 miliar. Nilai tersebut setara 22,4 ton emas.
"Emas menghadapi tantangan besar di bulan Agustus, akibat dolar AS yang menguat dan yield Treasury yang naik, yang membebani aliran investasi ke emas, bahkan memicu aksi jual," kata analis di WGC, sebagaimana dilansir Kitco, Kamis (9/9).
Sepanjang tahun ini, outflow juga sangat besar, 141 ton emas dilaporkan "menguap" dari pasar ETF.
Para analis menyatakan agar emas bisa kembali ke US$ 2.000/troy ons di akhir tahun nanti, tren outflow tersebut harus bisa berbalik menjadi inflow.
Analis dari WGC melihat emas memang sedang menghadapi tantangan yang berat, tetapi ada juga yang mendukung seperti volatilitas di pasar saham, serta inflasi yang tinggi.
"Emas masih menjadi aset yang berharga bagi investor yang melihat jangka panjang, sebab pasar saham negara berkembang kembali lemah begitu juga dengan inflasi yang tinggi akan menopang harga emas. Berdasarkan sejarah, September menjadi salah satu bulan terbaik bagi emas, dan ini bisa menjadi peluang bagi investor sebelum kita memasuki kuartal IV-2021," kata analis tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)
Ratusan Ton Emas "Menguap", Apa Dampaknya ke Emas Antam? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment