Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup parah dalam sebulan terakhir di Agustus ini seiring dengan sejumlah sentimen negatif yang membayangi baik dari dalam negeri soal Covid-19 hingga isu tapering (pengurangan pembelian aset) oleh bank sentral AS, The Fed.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, indeks acuan pasar modal lokal tersebut anjlok 0,83% dari penutupan sebulan lalu di area 6.134 ke level 6.086 pada sesi pertama perdagangan Senin (23/8/21) dampak dari terus diperpanjangnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang tentunya akan menghambat laju perekonomian Tanah Air.
Meskipun terkoreksi parah dan bahkan sempat meninggalkan zona 6.000an beberapa hari lalu, ternyata investor asing memanfaatkan kesempatan ini untuk mengkoleksi saham-saham murah.
Tercatat dalam sebulan terakhir investor asing sudah membeli bersih Rp 2,5 triliun efek ekuitas di pasar reguler saja.
Berikut saham-saham unggulan konstituen LQ45, indeks berisi 45 saham paling likuid di BEI, yang diburu oleh investor asing dalam sebulan terakhir.
Tercatat BBCA menjadi pilihan asing di sektor perbankan dengan beli bersih Rp 1,8 triliun karena laba bersihnya yang cenderung 'kebal corona' karena NPL BBCA yang memang cenderung paling rendah dibandingkan dengan perbankan lainya sehingga pencadangan serta gagal bayar akibat pandemi cukup terkontrol.
Meskipun pandemi, BBCA masih mampu membukukan pertumbuhan laba. Catat saja laba bersih BBCA sukses terbang 18% ke angka Rp 14,46 triliun pada semester pertama tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Bahkan berbeda dengan perbankan lainya yang laba bersihnya tumbuh karena low base effect dimana laba bersih H1-2020 silam kurang ciamik akibat Covid-19, laba bersih BBCA terbukti masih mampu tumbuh tinggi bahkan sebelum munculnya pandemi corona. Tercatat apabila dibandingkan dengan semester pertama tahun 2019, laba tahun 2020 mampu tumbuh tinggi 12%.
Untuk posisi kedua saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) juga dibeli bersih Rp 850 miliar. Pemberlakuan PPKM diprediksi akan menyebabkan penggunaan konsumsi paket data masyarakat meningkat dan menguntungkan emiten operator seluler ini.
Selanjutnya tercatat asing juga ikut mengkoleksi PT Astra Internasional Tbk (ASII) Rp 311 miliar dimana laba bersih ASII mampu tumbuh 37% dibandingkan dengan kuartal lalu karena efek stimulus pemerintah yang melakukan diskon terhadap PPNBM kendaraan bermotor sehingga laba bersih ASII berhasil terbang kuartal 2 ini.
Tercatat asing juga memborong saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp 311 miliar dimana emiten nikel ini diuntungkan dengan kenaikan harga komoditasnya belakangan ini.
Terakhir asing juga mengkoleksi saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sebanyak Rp 201 miliar. Emiten farmasi memang diuntungkan dengan pandemi Covid-19 di Tanah Air yang berlarut-larut.
Meskipun beberapa saham unggulan ini terus diburu asing, ternyata ada juga beberapa saham LQ45 yang terus dilepas asing dalam sebulan terakhir. Simak tabel berikut.
Tercatat jual bersih asing dibukukan di emiten perbankan pelat merah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dilego bersih Rp 432 miliar. Meskipun laba bersih H1-2021 BMRI berhasil tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 24%.
Sejatinya laba bersih perbankan anggota Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara) ini belum pulih ke level sebelum terjadinya Covid-19, masih terkoreksi 5%.
Selanjutnya emiten PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga masuk ke daftar ini setelah dilego asing masing-masing Rp 357 miliar dan Rp 252 miliar.
Emiten konstruksi BUMN PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga masuk ke dalam daftar lego asing setelah dilepas Rp 210 miliar dalam sebulan. Sektor konstruksi memang menjadi salah satu sektor yang terdampak parah oleh pandemi karena budget konstruksi pemerintah yang dipotong akibat pandemi.
Terakhir emiten batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menjadi emiten ke-5 yang paling banyak dilepas asing dengan jual bersih mencapai Rp 163 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp/trp)
IHSG Sebulan Drop, Asing Malah Serok Rp 2,5 T, Ini Buruannya! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment