Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini hanya naik tipis-tipis saja di tengah kasus Corona di dalam negeri yang semakin melesat dan memaksa Pemerintah untuk menarik rem darurat dengan pemberlakuan PPKM Darurat mulai 3 Juli sampai 20 Juli 2021.
Indeks bursa saham acuan nasional tersebut naik tipis 0,01% secara point-to-point pada pekan ini. Pada perdagangan akhir pekan ini, IHSG ditutup menguat 0,28% ke level 6.023,01. Pada perdagangan Senin (28/6/2021) awal pekan ini, IHSG sempat ambruk 1,38% ke level 5.939,47.
Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 57,2 triliun dan investor melakukan aksi jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 732 miliar sepanjang pekan ini.
Sentimen pasar pekan depan tentu saja masih seputar perkembangan kasus Covid-19 dan apakah aturan PPKM Darurat sukses menekan kasus virus asal Wuhan, China ini.
Untuk hari pertama PPKM Mikro, berdasarkan data kementerian Kesehatan RI, Sabtu (3/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB, terdapat 27.913 kasus baru Covid-19 pada hari ini. Hal ini membuat total kasus di Indonesia secara keseluruhan adalah 2,256 juta.
Sama seperti hari sebelumnya, kasus harian Covid-19 pada hari ini merupakan rekor tertinggi sepanjang pandemi.
Dari tambahan kasus tersebut, sebanyak 157.227 spesimen diperiksa dengan jumlah suspek sebanyak 133.189. Adapun kasus aktif bertambah 14.138 sehingga totalnya menjadi 281.677.
Selanjutnya kematian tercatat bertambah 493 orang menjadi 60.027. Kabar baiknya, kasus sembuh bertambah13.282 menjadi 1,915 juta.
Selanjutnya sentimen kedua secara global, investor tentunya akan memantau angka inflasi bulan Juni Amerika Serikat yang bisa menjadi acuan The Fed untuk melakukan aksi Tapering, yang selama ini bikin khawatir.
Angka inflasi diprediksi akan kembali naik dari 5% di bulan lalu menjadi 5,7% di bulan ini. Hal ini tentu bukan kabar gembira karena apabila inflasi terus melesat maka Jerome Powell Dkk bisa mempercepat proses tapering off dengan mengurangi pembelian obligasi dan meningkatkan suku bunga.
Sementara itu dari dalam negeri rilis data neraca dagang Tanah Air akan dipublikasikan pada hari Kamis dimana surplus neraca dagang diprediksi akan naik dari posisi bulan May di angka US$ 2,3 juta dolar menjadi US$ 4,7 juta dolar.
Tingkat keyakinan konsumen Indonesia juga akan dirilis di hari yang sama dimana posisi bulan Mei masih positif di angka 104,4 akan tetapi berpotensi turun di bulan Juni karena Covid-19 yang semakin melesat dan pemberlakuan PPKM Darurat.
Data-data ekonomi penting global lainnya yang akan dirilis pekan depan termasuk tingkat inflasi bulan Juni Britania Raya yang diprediksi naik dari 2,1% menjadi 2,5%, serta keputusan suku bunga Bank Sentral Jepang yang diprediksi akan menahan suku bunga di level -0,1%.
[Gambas:Video CNBC]
(trp/trp)
Market Bikin Merinding, Sentiman Pasar Pekan Depan Suram! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment