Jakarta, CNBC Indonesia - Para pejabat China akan melakukan pertemuan penting hari ini, Senin (15/7/2024). Presiden Xi Jinping dilaporkan bakal mengawasi Sidang Pleno Ketiga Partai Komunis, yang biasanya berlangsung setiap lima tahun pada bulan Oktober.
Beijing tak memberikan petunjuk pasti tentang apa yang mungkin akan dibahas. Namun mengutip AFP, ini diyakini terkait upaya menggenjot pertumbuhan ekonomi yang lesu saat ini.
Hal itu merujuk data historis, di mana para pejabat biasa mengungkap gambaran besar perubahan kebijakan ekonomi setelah pertemuan digelar. Perlu diketahui negara perekonomian terbesar kedua di dunia ini sedang bergulat dengan krisis utang real estat, melemahnya konsumsi, populasi yang menua, dan ketegangan geopolitik.
Meski begitu, media pemerintah China pada bulan Juni sempat mengatakan pertemuan akan dilakukan empat hari. Kala itu dikatakan pertemuan akan mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan pendalaman reformasi yang lebih komprehensif dan memajukan modernisasi China.
"Xi Jinping mengatakan bahwa partai tersebut sedang merencanakan reformasi besar," muat laman Prancis itu mengutip media lokal.
Sementara itu, para analis berharap pertemuan akan menghasilkan dukungan yang sangat dibutuhkan bagi perekonomian. China dikatakan harus mengambil tindakan tegas untuk mereformasi sektor properti, melonggarkan pembatasan migrasi internal, meningkatkan lapangan kerja dengan keterampilan tinggi bagi lulusan dan memodifikasi sistem perpajakan untuk meringankan utang pemerintah daerah.
"Pertemuan dimaksudkan untuk menghasilkan dan mendiskusikan ide-ide besar jangka panjang dan reformasi struktural daripada membuat penyesuaian kebijakan jangka pendek," kata analisis kepala ekonom China di Nomura, Ting Lu.
Sidang Pleno Ketiga sebelumnya menjadi kesempatan bagi pimpinan puncak partai untuk mengungkap perubahan besar dalam kebijakan ekonomi. Pada tahun 1978, pemimpin saat itu Deng Xiaoping memanfaatkan pertemuan tersebut untuk mengumumkan reformasi pasar yang akan menempatkan China pada jalur pertumbuhan ekonomi yang memukau dengan membukanya kepada dunia.
Baru-baru ini setelah pertemuan tertutup pada tahun 2013, para pemimpin China berjanji untuk memberikan pasar bebas peran yang "menentukan" dalam alokasi sumber daya. Disinggung pula soal perubahan besar lainnya terhadap kebijakan ekonomi dan sosial.
PDB China
Hari ini, China juga akan merilis angka pertumbuhannya untuk kuartal kedua (Q2) 2024. Meskipun pihak berwenang di masa lalu menunda publikasi hasil PDB jika bertepatan dengan peristiwa besar, seperti yang dilakukan pada Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis China, Oktober 2022.
Para ahli yang disurvei oleh AFP memperkirakan perekonomian Tiongkok tumbuh rata-rata 5,3% tahun-ke-tahun (yoy) antara bulan April dan Juni. China sendiri menyatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan sebesar 5% pada tahun ini.
Pihak berwenang sebenarnya ingin mengalihkan perekonomian dari investasi yang didanai negara dan mendasarkan pertumbuhan pada inovasi teknologi tinggi dan konsumsi domestik. Namun ketidakpastian ekonomi memicu lingkaran setan yang membuat konsumsi tetap rendah.
Salah satu permasalahan paling mendesak yang dihadapi perekonomian adalah sektor properti yang terpuruk. Sektor ini telah lama menjadi mesin utama pertumbuhan namun kini terperosok dalam utang, dengan beberapa perusahaan terkemuka menghadapi likuidasi.
Pihak berwenang China dalam beberapa bulan terakhir telah mengambil tindakan untuk mengurangi tekanan terhadap pengembang dan memulihkan kepercayaan, termasuk dengan mendorong pemerintah daerah untuk membeli rumah yang tidak terjual. Tapi para analis mengatakan diperlukan lebih banyak upaya untuk pulih sepenuhnya, karena perekonomian negara tersebut sebenarnya juga belum pulih lebih dari 18 bulan setelah berakhirnya pembatasan Covid-19.
"Pentingnya reformasi sudah jelas," tulis Tan dan Murphy Cruise dari Moody's.
"Tapi pergeseran kebijakan besar-besaran bisa dianggap sebagai pengakuan kegagalan," tambahnya.
Next Article Video: Xi Jinping Jamu CEO Perusahaan Raksasa AS(sef/sef)
China Tiba-Tiba Gelar Rapat Penting Hari Ini, Ada Apa Xi Jinping? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment