JAKARTA, KOMPAS.com - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dinilai berpotensi memberikan beban tambahan terhadap anggaran biaya utang pemerintah, khususnya yang berbentuk valuta asing atau valas.
Namun demikian, Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan mengatakan, dampak dari depresiasi nilai tukar rupiah saat ini terhadap beban pembiayaan utang pemerintah masih bisa dikendalikan.
Hal itu seiring dengan semakin kecilnya porsi utang pemerintah dalam bentuk valas. Sampai dengan saat ini komposisi utang pemerintah berbentuk valas mencapai 28 persen dari total utang pemerintah.
Baca juga: Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar
"Kondisi ini lebih baik dibanding posisi sebelum pandemi di mana utang dalam mata uang valas sekitar 40-an persen," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (19/4/2024).
"Dengan demikian, dampak kenaikan dollar AS terhadap APBN pada saat ini relatif lebih manageable karena proporsi utang dalam valas sudah jauh berkurang," sambungnya.
Untuk terus meminimalisir dampak dari depresiasi nilai tukar terhadap beban pembiayaan, Deni bilang, Kemenkeu berkomitmen untuk melakukan pembiayaan anggaran dengan sejumlah strategi.
Pertama, dalam melakuan pengadaan utang baru pemerintah melakukan penyesuaian timing penerbitan, sehingga dapat memperoleh biaya dan risiko yang seimbang.
Baca juga: Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun
Kemudian, mengutamakan pengadaan utang dengan suku bunga tetap untuk mengurangi exposure suku bunga.
Terakhir mengutamakan pengadaan utang dalam mata uang rupiah untuk mengurangi risiko perubahana nilai, di mana penerbitan dalam mata uang valas sebagai pelengkap.
"Dengan mempertimbangkan kondisi kas pemerintah yang masih cukup ample, pemerintah masih memiliki fleksibilitas dalam penerapan strategi pembiayaan," tuturnya.
Sebagai informasi, sampai dengan Februari lalu, Kemenkeu mencatat realisasi pembayaran bunga utang mencapai Rp 69 triliun, meningkat 37 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment