Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dibuka menguat pada pembukaan perdagangan Jumat (4/8/2023), melanjutkan kenaikan pada penutupan perdagangan sebelumnya yang melonjak 2%.
Harga minyak mentah WTI dibuka lompat 0,22% di posisi US$81,73 per barel, begitu juga harga minyak mentah brent dibuka melonjak 0,20 % ke posisi US$85,31 per barel.
Sebelumnya pada perdagangan Kamis (3/8/2023), minyak WTI di tutup melesat 2,59% ke posisi US$81,55 per barel, begitu juga minyak brent naik 2,33% ke posisi US$85,14 per barel.
Harga minyak mentah dunia bersiap untuk kenaikan mingguan keenam karena para produsen berjanji memangkas kembali produksi.
Harga minyak naik pagi ini, setelah Arab Saudi dan Rusia, produsen minyak mentah terbesar kedua dan ketiga di dunia, berjanji untuk memangkas produksi hingga bulan depan.
Arab Saudi lewat pernyataan resmi pada hari Kamis mengungkapkan rencana perpanjangan pemotongan produksi minyak sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bpd) untuk satu bulan lagi termasuk September. Pengumuman ini datang sehari sebelum para menteri Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia yang tergabung dalam aliansi OPEC+, akan bertemu.
Komite Pemantau Bersama Menteri OPEC+ tidak mungkin mengubah kebijakan produksi minyak secara keseluruhan pada pertemuan hari Jumat. Tetapi janji Arab Saudi untuk memangkas ekspor minyaknya sebesar 300.000 barel per hari pada bulan September telah menimbulkan kekhawatiran tentang pasokan dan mendukung kembali kenaikan harga.
OPEC+ menyetujui kesepakatan untuk membatasi pasokan hingga 2024 pada pertemuan kebijakan terakhirnya di bulan Juni, dan pada saat itu Arab Saudi berjanji untuk secara sukarela memangkas lebih banyak produksi untuk bulan Juli dan kemudian memperpanjangnya hingga bulan Agustus.
Setelah keputusan Arab Saudi, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Amerika Serikat akan terus bekerja sama dengan produsen dan konsumen untuk memastikan pasar energi mendorong pertumbuhan. AS adalah produsen minyak terbesar di dunia.
Bahkan dengan pemotongan pasokan, kumpulan data ekonomi AS terbaru yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang ketat dan sektor jasa yang melambat membuat pasar khawatir akan permintaan minyak.
Selain itu, penurunan aktivitas bisnis zona euro memburuk lebih dari perkiraan semula pada bulan Juli dan Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga utamanya sebesar seperempat persentase poin ke puncak 15 tahun pada hari Kamis, dan memperingatkan bahwa biaya pinjaman kemungkinan akan meningkat dan tetap tinggi untuk beberapa waktu.
Biaya pinjaman yang lebih tinggi untuk bisnis dan konsumen dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Minyak Dapat Kabar Baik dari AS, Namun Ada Halangan di China
(saw/saw)
Arab Saudi dan Rusia Bersekongkol, Harga Minyak Terbang - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment