Rechercher dans ce blog

Tuesday, February 21, 2023

IHSG Boncos, 10 Saham Ini Yang Bikin Tekor - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Selasa (21/2/23) berakhir di 6.873,40 atau merosot 0,31% secara harian.

Hingga akhir sesi II, sebanyak 294 saham turun, 210 saham mengalami kenaikan dan 221 lainnya mendatar. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi sekitar Rp 7,86 triliun dengan melibatkan 16,95 miliar saham. Transaksi hari ini cenderung sepi dibandingkan dengan perdagangan kemarin.

Hari ini IHSG dibuka menguat namun kemudian berbalik arah hingga ditutup keluar zona psikologis 6.900. Artinya, IHSG telah melemah dua hari beruntun. Dalam lima hari perdagangan, koreksi Indeks telah mencapai 0,99%. Dengan begitu, IHSG masih jauh untuk menorehkan kinerja positif mingguan. Sejak awal tahun, IHSG masih membukukan penguatan 0,33% (year to date).

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, tujuh dari sepuluh sektor melemah. Sektor utilitas menjadi sektor yang paling merugikan indeks dengan penurunan 0,81%. Sementara itu, sektor barang pokok menjadi sektor penahan koreksi, menguat 0,53%.

Berdasarkan indeks poinnya, berikut bottom movers IHSG pada perdagangan hari ini

1. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (-7.41)

2. Bank Central Asia Tbk (-3.57)

3. Bank Mandiri (Persero) Tbk (-3.56)

4. Bank Mega Tbk (-3.14)

5. Adaro Energy Indonesia TBK (-2.67)

6. GoTo Gojek Tokopedia Tbk (-1.90)

7. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (-1.90)

8. Bumi Resources Tbk (-1.35)

9. Astra International Tbk (-1.17)

10. Indofood Sukses Makmur Tbk (-1.12)

Tumbangnya IHSG juga tak lepas dari melemahnya saham-saham dengan kapitalisasi raksasa. Saham bank menjadi yang paling memebebani IHSG dengan Bank Rakyat Indonesia menjadi laggard utama disusul bank Central Asia, Bank Mandiri dan Bank Mega.

Kinerja IHSG bergerak senada dengan mayoritas bursa utama Asia juga membukukan kinerja negatif keculai Shanghai Composite Index yang menguat 0,49%.

Pasar saham Indonesia masih diwarnai ketidakpastian, terutama yang berasal dari luar negeri. AS baru saja merilis data manufaktur yang menunjukkan kinerja industri yang membaik, serta angka pengangguran yang menurun.

Namun, kabar baik ini justru membuat para investor gelisah karena dianggap akan memicu kenaikan suku bunga guna menekan inflasi. Goldman Sachs dan Bank of America memprediksi bahwa suku bunga masih akan naik tiga kali lagi pada Maret, Mei, dan Juni.

Jika prediksi ini benar, maka indeks Wall Street bisa terguncang dan menyebabkan penurunan hingga 6% pada Maret. Hal ini juga berdampak pada indeks pasar ekuitas di Indonesia, karena indeks AS adalah acuan dunia.

Dari dalam negeri, Indonesia mencatat surplus neraca pembayaran besar, namun investor tidak tertarik karena sebagian besar valuta asing masih di luar negeri. Bank Indonesia melaporkan bahwa surplus transaksi berjalan pada tahun 2022 naik signifikan mencapai 13,2 miliar dolar AS.

Transaksi berjalan pada triwulan IV mencatat surplus sebesar 4,3 miliar dolar AS, namun capaian surplus triwulan sebelumnya sedikit melambat. Seluruhnya, neraca pembayaran Indonesia pada tahun 2022 mencatat surplus sebesar 4,0 miliar dolar AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000


(Muhammad Azwar/ayh)

Adblock test (Why?)


IHSG Boncos, 10 Saham Ini Yang Bikin Tekor - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Harga Emas Melonjak ke US$ 2.700, Waktunya Investasi atau Tunggu Dulu? - Investor.ID

[unable to retrieve full-text content] Harga Emas Melonjak ke US$ 2.700, Waktunya Investasi atau Tunggu Dulu?    Investor.ID Harga Emas G...