Rechercher dans ce blog

Sunday, October 9, 2022

Bitcoin Cs Makin Nggak Jelas, Diramal Suram di Masa Depan - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia -Pasar kripto kembali dilanda kekhawatiran. Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang masih solid pada September bisa membuat kinerja kripto makin tertatih-tatih.

Pasar kripto melemah pada pekan ini menyusul ketidakpastian di pasar global serta ambruknya kinerja bursa saham AS. Melansir data dariCoin Market Cap pada pukul 14;28 WIB, Bitcoin melandai 2,08% dalam sehari ke level harga US$ 19.518,16/koin atau setara dengan Rp 297.651.940/koin.

Asumsi kurs yang digunakan adalah posisi rupiah pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di mana US$1 Rp 15.250/US$).


Kinerja mengecewakan juga ditunjukkan Ethereum. Harganya turun 1,84% ke posisi US$ 1.330,10/koin atau Rp 20.284.025/koin.

BNB juga mencatatkan pelemahan sebesar 1,21% dalam sehari ke posisi US$ 281,55 per koin atau Rp 4.293,637/koin. Solana dan Dogecoin masing-masing melemah 1,14% dan 1,4%.

Dari 10 pemilik market cap terbesar di pasar Kripto hanya XRP yang cemerlang. XRP menguat 6,4% sehari ke posisi US$ 0,52/koin atau Rp 7.943/koin. Sementara itu, Tether menguat tipis 0,04% ke US$ 1 atau Rp 15.250/koin.

Tiga bursa utama Amerika Serikat sudah "terbakar" sejak Rabu. Pada perdagangan terakhir, Jumat (7/10/2022), Indeks Dow Jones Industrial Average ambruk 2,1%, Indeks S&P 500 jatuh 2,8% sementara Nasdaq anjlok 3,8%.

Seperti diketahui, bursa AS anjlok setelah data tenaga kerja AS keluar. Biro statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan ada peningkatan jumlah pekerja sebanyak 263.000 pada September. Jumlah tersebut memang jauh lebih rendah dibandingkan 315.000 pada Agustus. Namun, tingkat pengangguran melandai ke 3,5% pada September 2022 dari 3,7% pada Agustus.

Meskipun penambahan pekerja melandai tetapi angkanya masih terbilang solid. Dengan data yang masih solid, pasar pun berekspektasi jika kebijakan hawkish bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan bertahan lama. Bursa AS juga jatuh pada pekan ini karena keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak mentah.

"Dengan data tenaga kerja saat ini, The Fed kemungkinan tidak akan mengubah kebijakan. Ini akan menambah tekanan ke pasar kripto," tutur Analis BMO Wealth Management, Yung-Yu Ma, dikutip dari CNBC International.

Co-founder Solana Anatoly Yakovenko mengatakan kebijakan hawkish The Fed kemungkinan akan bertahan 12-18 bulan.

"Melihat perkembangan makro, saya pekirakan The Fed akan ada kenaikan suku bunga The Fed secara brutal dalam 12-18 bulan. Namun, semua akan nada akhirnya. Setelah semua berlalu, banyak tim (kripto) yang akan fokus kepada menciptakan produk baru. Beberapa dari mereka mungkin akan suskes," tutur Yakovenko, seperti dikutip dari decrypt.co.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Chaos! Rp 29.476 Triliun Lenyap dari Pasar Kripto Dunia


(mae/mae)

Adblock test (Why?)


Bitcoin Cs Makin Nggak Jelas, Diramal Suram di Masa Depan - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Siapa Diuntungkan Turunnya BI Rate? - Kompas.com

[unable to retrieve full-text content] Siapa Diuntungkan Turunnya BI Rate?    Kompas.com Saham BBRI Terbang Sampai 30%, Ini Bocoran Inves...