Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah hampir menyentuh Rp 15.000. Seperti dikutip dari Reuters, dolar AS saat ini berada di posisi Rp 14.945.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menjelaskan, penguatan dolar karena sentimen resesi dan kenaikan suku bunga acuan AS. Lebih lanjut, Ariston menjelaskan, yield obligasi AS mengalami penurunan. Hal itu menunjukkan jika pelaku pasar tengah mengamankan aset mereka.
"Yield obligasi AS tenor 10 tahun sudah bergerak di bawah 3% yaitu di kisaran 2,88%. Isu resesi menjadi penyebab beralihnya investasi pelaku pasar keuangan ke obligasi AS. Harga aset berisiko termasuk rupiah pun dalam tekanan. Di tengah kebijakan pengetatan moneter bank sentral dunia ditambah inflasi yang tinggi, pelaku pasar memandang risiko resesi meningkat," terangnya kepada detikcom, Senin (4/7/2022).
Dia menuturkan, pelaku pasar juga mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif. Apalagi Federal Reserve sudah sering memberikan sinyal mendorong suku bunga demi meredam inflasi di negaranya.
"Selain itu, pasar juga masih mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif. Perbedaan yield antara Indonesia dan AS yang menyempit mendorong pasar mencari aman di aset dolar AS dibandingkan rupiah sehingga ini ikut memberikan tekanan ke rupiah," jelasnya.
Senada, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, potensi kenaikan suku bunga acuan AS membuat pelaku pasar beralih ke dolar.
"Spekulasi tentang kenaikan suku bunga dan inflasi yang cukup tinggi ini yang membuat pelaku pasar condong beralih ke dolar. Karena kita tahu, bahwa inflasi yang tinggi, suku bunga tinggi akan menyebabkan resesi," katanya.
"Kita tahu Amerika di kuartal I terjadi kontraksi PDB 1,6%, di kuartal II kemungkinan terjadi kontraksi," sambungnya.
Simak Video "Duh! Rupiah Makin Keok, Dolar AS Nyaris Rp 15.000"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/das)
Dolar AS Nyaris Rp 15.000, Ini Biang Keroknya - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment