Rechercher dans ce blog

Saturday, July 30, 2022

DMO CPO Dicabut, RI Bakal Ketiban Durian Runtuh Lagi? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mendapatkan keuntungan besar dari sektor komoditas yang sedang melambung tinggi. Permintaan komoditas sawit mentah dari seluruh dunia membawa angin segar bagi perekonomian Tanah Air.

Meski sempat menerapkan kebijakan kewajiban pemenuhan untuk pasar domestik alias Domestic Market Obligation (DMO) beberapa waktu lalu karena harga minyak goreng dalam negeri melambung tinggi, namun pemerintah berencana akan menghapus aturan tersebut.

Lantas, bagaimana dampak dari kebijakan tersebut pada sektor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO)?


Pada Jumat (22/7/2022), Kementerian Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sedang merencanakan untuk menghapus kebijakan DMO minyak kelapa sawit untuk mempercepat kegiatan ekspor, agar persediaan CPO dalam negeri tidak membengkak.

Seperti yang diketahui, per Juli persediaan CPO dalam negeri sudah menyentuh 7,1 juta ton. Padahal, jika mengacu pada data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) pada 2021, Indonesia memproduksi CPO per tahun sebanyak 46,8 juta ton, maka jika dihitung rata-rata per bulannya, setidaknya ada sekitar 3,3 juta ton CPO.

Jumlah persediaan CPO dalam negeri telah mencapai dua kali lipat dari total produksi CPO per bulannya. Sehingga, pemerintah Indonesia kini sedang menimbang untuk menghapus DMO.

Jika kebijakan tersebut terealisasi, tentunya akan berdampak pada peningkatan volume ekspor CPO dalam negeri. Ditambah, kini pemerintah Indonesia juga menghapus pungutan pajak ekspor CPO dan produk turunannya berdasarkan aturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 115 tahun 2022 yang dimulai pada 15 Juli hingga 31 Agustus 2022.

Dampak positifnya, harga CPO Indonesia menjadi kian menarik dimata pembeli asing dibanding dengan CPO Malaysia, sehingga diharapkan permintaan akan CPO Indonesia meningkat.

Senada, Analis Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi menilai bahwa penghapusan DMO merupakan kebijakan yang positif bagi CPO Indonesia.

Hanya saja, ujarnya, jika tidak segera terealisasi, justru akan menambah tekanan bagi harga CPO.

Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI) Tungkot Sipayung juga mengatakan bahwa penghapusan DMO akan memperlancar eskpor minyak sawit yang dibutuhkan untuk mengurangi stok CPO di dalam negeri.

Namun, dari sisi permintaan berpotensi turun. Pasalnya, China yang merupakan konsumen utama CPO dunia memberlakukan kebijakan zero Covid untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Tidak hanya itu, China juga mengalami kontraksi pada ekonominya, bahkan pertumbuhan ekonomi dikuartal II-2022 berada di 0,4% yang jauh dari kuartal sebelumnya di 4,8%.

Sehingga, pemintaan terhadap komoditas CPO menurun. Maka dari itu, adanya supply CPO yang cukup banyak di pasar nabati dunia, tidak sebanding dengan demand.

Ditambah, jika Indonesia merealisasikan kebijakan untuk menghentikan DMO, maka dampaknya akan menekan harga CPO dunia. Sehingga, di kemudian hari harga CPO bisa turun.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Gara-gara Ini Harga CPO Diprediksi Naik Hingga Juli


(dce)

Adblock test (Why?)


DMO CPO Dicabut, RI Bakal Ketiban Durian Runtuh Lagi? - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Harga Emas Melonjak ke US$ 2.700, Waktunya Investasi atau Tunggu Dulu? - Investor.ID

[unable to retrieve full-text content] Harga Emas Melonjak ke US$ 2.700, Waktunya Investasi atau Tunggu Dulu?    Investor.ID Harga Emas G...