Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia anjlok 6% pada perdagangan hari ini karena pedagang cemas permintaan komoditas akan terpukul karena resesi. Kenaikan suku bunga untuk meredam inflasi dinilai bisa jadi pemicu.
Pada Rabu (22/6/2022) pukul 14.33 WIB minyak mentah jenis brent tercatat US$ 109,35/barel, anjlok 4,64% dibanding posisi kemarin. Sedangkan minyak jenis WTI anjlok 6,12% menjadi US$ 103,89/barel.
Minyak mentah dunia telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir ke level tertinggi di tengah kekhawatiran gangguan pasokan akibat konflik di Eropa Timur.
Tapi kemudian konflik tersebut menciptakan kenaikan inflasi yang membuat para bank sentral untuk bertindak dengan menaikkan suku bunga.
Hal ini kemudian dianggap jadi sentimen negatif karena dapat mendinginkan permintaan komoditas. Sebab bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang ditambah dengan inflasi akan menyebabkan resesi.
Perhatian tertuju kepada pidato bos The Fed, Jerome Powell. Para pelaku pasar menanti komentar Powell terkait langkah bank sentral negara adidaya Amerika Serikat (AS).
Namun, Goldman Sachs mengatakan masih melihat harga emas hitam untuk melanjutkan kenaikannya.
"Dengan permintaan komoditas di atas pasokan, pasar tetap ketat bahkan ketika tingkat pertumbuhan melambat," katanya dalam sebuah catatan.
"Investor harus ingat bahwa perlambatan yang diinduksi Fed hanyalah pengurangan gejala jangka pendek, inflasi, dan bukan obat untuk masalah, kurangnya investasi."
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Bukan Poltak Si Raja Minyak, Tapi Minyak Memang Jadi Raja...
(ras/ras)
Mayday.. Mayday.. Harga Minyak Jatuh 6%! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment