JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks dollar AS mencapai level tertinggi dalam 20 tahun terakhir terhadap mata uang global, pada Kamis (5/5/2022). Hal ini terjadi usai aksi jual saham di Wall Street secara besar – besaran, sehingga mendorong permintaan pada mata uang safe heaven.
Indeks dollar mencapai level 103,94, atau menjadi yang tertinggi sejak Desember 2002. Namun pada penutupan perdagangan Wall Street, indeks dollar terkoreksi tipis 0,9 persen dan kembali pada level 103,51.
Baca juga: Wall Street Terkapar Sehari Setelah Pengumuman Suku Bunga The Fed, Saham–saham Teknologi Rontok
Seperti diketahui, sehari sebelumnya Federal Reserve atau The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, dan sekaligus melakukan pengetatan moneter. Wall Street jatuh sehari usai kebijakan The Fed diumumkan, dan para investor berbondong – bondong mengalihkan aset mereka.
Greenback turun pada hari Rabu, namun Wall Street ditutup menguat. Hal ini terjadi setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, pembuat kebijakan tidak mempertimbangkan kenaikan hingga 75 basis poin di pertemuan selanjutnya.
"Pasar mendukung keputusan Fed yang mengorbankan dolar karena membantu memadamkan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga agresif yang mendorong ekonomi ke dalam resesi," Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions, mengutip CNBC.
Manimbo juga mengatakan, indeks dollar kembali bangkit karena suku bunga akan naik dua kali lipat menjadi 1,9 persen pada bulan Juli nanti, dan berpotensi naik tiga kali lipat menjadi 2,7 persen pada akhir tahun.
“Pandangan hawkish yang solid yang membedakan The Fed dari saingan utamanya," tambah Manimbo.
Sementara itu, mata uang Inggris, Poundsterling jatuh ke level terendah sejak Juni 2020 sebesar 1,23 dollar AS (turun 2,1 persen), setelah Bank of England (BOE) menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak tahun 2009, dan memperingatkan risiko resesi.
“Bank of England sangat dovish, dan pada dasarnya memberi tahu pasar bahwa kenaikan harga sejalan dengan kenaikan suku bunga bank,” kata Erik Nelson, ahli strategi makro di Wells Fargo.
Euro juga melemah setelah data Jerman menunjukkan penurunan penjualan terdalam sejak Oktober tahun lalu. Mata uang tunggal telah jatuh karena kawasan itu berjuang dengan pertumbuhan yang lebih lemah dan gangguan energi karena sanksi yang dikenakan pada Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Euro jatuh ke level 1,0547 dollar AS atau turun 0,7 persen, dan bertahan tepat di atas level terendah dalam lima tahun terakhir, yakni di level 1,0470 dollar AS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Dollar AS Sentuh Level Tertinggi dalam 20 Tahun, Poundsterling Jatuh - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment