Rechercher dans ce blog

Tuesday, February 22, 2022

Tentara Rusia Dikirim ke Ukraina, Wall Street Dibuka Melemah - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (22/2/2022) di tengah sikap investor yang memantau perkembangan ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 120 poin pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi minus 97,3 poin (-0,29%) ke 33.981,88. S&P 500 surut 1,96 poin (-0,05%) ke 4.346,91 dan Nasdaq turun 17,93 poin (-0,13%) ke 13.530,13.

Harga minyak dunia melonjak, di mana kontrak minyak acuan AS yakni West Texas Intermediate naik 4,5% ke US$ 95,19/barrel. Saham energi yakni ExxonMobil melesat 1,8% sementara ConocoPhillips lompat 2,8%.


Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia mengakui kemerdekaan dua wilayah yang ingin memisahkan diri dari Ukraina, berpotensi mengikis pembicaraan damai dengan Presiden AS Joe Biden.

Pengumuman tersebut memicu Biden untuk memberikan sanksi terhadap wilayah separatis Rusia, di mana negara-negara Eropa berjanji untuk mengambil tindakan tambahan. Kemudian, Putin memerintahkan pasukan militernya ke dua wilayah tersebut.

Inggris juga menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap lima bank asal Rusia dan tiga orang terkaya asal Rusia. Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid menilai invasi Ukraina telah dimulai meski Biden belum memilih kata "invasi."

Berita tersebut muncul setelah Gedung Putih mengumumkan pekan lalu bahwa Presiden AS setuju untuk bertemu dengan Putin dalam upaya untuk meredakan situasi Rusia-Ukraina melalui diplomasi.

"Situasi Rusia/Ukraina masih sangat bergejolak dan tensi masih tinggi dan dalam jangka pendek itu akan memicu tekanan bagi saham," tutur Pendiri Sevens Report Tom Essaye seperti dikutip CNBC International.

Investor masih mengamati bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang diprediksikan akan menaikkan suku bunga acuannya beberapa kali mulai bulan depan. Mengacu kepada perangkat FedWatch milik CME Group, investor bertaruh adanya 100% kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan setelah pertemuan 15 dan 16 Maret nanti.

Proyeksi pengetatan kebijakan moneter telah menekan pasar saham, khususnya saham sektor teknologi dan membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS naik. Yield obligasi tenor 10 tahun di 1,93% pekan lalu, setelah sempat menyentuh 2%.

Saham Home Depot anjlok 4,5% meski perseroan merilis kinerja keuangan kuartal I-2022 yang positif. Sejauh ini, musim rilis kinerja keuangan sudah solid, di mana 400 konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangannya dan sebanyak 77,7% di antaranya telah melampaui ekspektasi pasar, jika mengacu kepada FactSet.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(ags/ags)

Adblock test (Why?)


Tentara Rusia Dikirim ke Ukraina, Wall Street Dibuka Melemah - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Siapa Diuntungkan Turunnya BI Rate? - Kompas.com

[unable to retrieve full-text content] Siapa Diuntungkan Turunnya BI Rate?    Kompas.com Saham BBRI Terbang Sampai 30%, Ini Bocoran Inves...