SURABAYA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur Drajat Irawan mengakui, harga minyak goreng kemasan atau curah naik dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, harga rata-rata minyak goreng curah di Jatim mencapai Rp 18.384 per kilogram pada Senin (29/11/2021).
Drajat mengakui, harga minyak goreng saat ini lebih tinggi dibandingkan kondisi normal yang berkisar antara Rp 11.000 hingga Rp 12.000 per kilogram.
Dari 38 kabupaten kota di Jatim, harga minyak goreng tertinggi berada di Kabupaten Tulungagung. Adapun harga minyak goreng terendah ada di Kota Batu.
"Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Tulungagung menjadi yang tertinggi dengan angka Rp 19.666 per kilogram. Sedangkan harga rata-rata terendah terdapat di Kota Batu di kisaran Rp 14.666 per kilogram," kata Drajat saat dikonfirmasi, Rabu (1/12/2021).
Baca juga: Disumbang Minyak Goreng, Inflasi November Tertinggi Sepanjang 2021
Data Siskaperbapo Disperindag Jatim juga mencatat harga minyak goreng merek Bimoli ukuran satu liter di Jatim rata-rata Rp 18.193 per liter pada Selasa (30/11/2021).
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
"Harga tertinggi terjadi di Ponorogo yakni Rp 19.750 per liter dan harga terendah di Kediri Rp 15.333 per liter," ujar dia.
Harga minyak goreng Bimoli botol kemasan satu liter saat ini tercatat mengalami peningkatan dibandingkan 29 Oktober 2021, yakni rata-rata mencapai Rp 16.080 per liter.
Harga tertinggi saat itu tercatat di Kota Kediri Rp 18.833 per liter, dan terendah di Jombang Rp 10.500 per liter.
"Minyak goreng kemasan maupun curah memang mengalami kenaikan harga. Untuk itu, kita melakukan rapat-rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait," ujar Drajat.
Koordinasi itu dilakukan dengan Kementerian Perdagangan, Bulog, dan Polda Jatim selaku Satgas Pangan.
"Langkah yang kami lakukan adalah berkoordinasi, kemudian memantau terus bersama satgas pangan dan instansi terkait. Sekaligus untuk persiapan Natal dan Tahun Baru," kata dia.
Ia menambahkan, dalam kondisi global, saat ini sedang ada penurunan pandemi Covid -19 dan memasuki musim penghujan.
Hal itu menyebabkan terjadinya pergerakan harga CPO CIF Rotterdam per September 2021 mencapai 1.235 dollar AS per ton, naik dibandingkan Agustus 1.226 dollar AS per ton.
Naiknya harga minyak goreng ini, lanjut Drajat, disebabkan karena bahan baku pendukungnya mengalami kenaikan.
Baca juga: Harga Minyak Goreng di Surabaya Naik, Armuji Siapkan Operasi Pasar di 31 Kecamatan
"Maka otomatis industri pabrikan juga menggunakan bahan baku yang lebih mahal, jadi pasar global kita memang mengalami kenaikan harga CPO. Ini data dari Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI)," ucap dia.
Meski demikian, Drajat menambahkan, pasokan minyak goreng di Indonesia, khususnya di Jatim, terbilang stabil dan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
Ia menilai, tingkat konsumsi masyarakat juga stabil.
"Namun ada sedikit peningkatan seiring bergeraknnya perekonomian pasca pandemi. Tapi kenaikan peningkatan konsumsi ini masih tergolong wajar," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Harga Minyak Goreng Capai Rp 19.750 Per Liter, Ini Langkah Disperindag Jatim - Kompas.com - kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment