Rechercher dans ce blog

Wednesday, November 10, 2021

IHSG Tinggal 'Ngesot' Bisa Cetak Rekor, tapi.... - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi Rabu kemarin, sebelum mengakhiri perdagangan di 6.683,145, menguat 0,2%. Dengan demikian, IHSG hanya berjarak 0,15% saja dari rekor sepanjang masa 6.693,466 yang dicapai pada 20 Februari lalu. Artinya, IHSG hanya perlu "ngesot" untuk memecahkan rekor tersebut pada perdagangan hari ini, Kamis (11/11). Tapi hal tersebut tidak akan mudah, sebab sentimen pasar mulai memburuk akibat meningkatnya risiko stagflasi. 

Stagflasi merupakan stagnannya pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan tingginya inflasi. Masalah ini sedang melanda negara-negara maju, begitu juga negara emerging market. 


Kemarin pemerintah China hari ini melaporkan inflasi yang dilihat dari consumer price index (CPI) naik 1,5% year-on-year (YoY) di bulan Oktober, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,7% YoY serta dibandingkan hasil polling Reuters terhadap para ekonom yang memprediksi 1,4% YoY.

Yang paling membuat cemas adalah inflasi dari sektor produsen (producer price index/PPI) yang meroket 13,5% YoY, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 10,7%. PPI di bulan Oktober tersebut menjadi yang tertinggi dalam lebih dari 26 tahun terakhir.

Ketika inflasi di produsen tinggi, maka ada risiko inflasi CPI juga akan melesat dalam beberapa bulan ke depan. Sebab, produsen kemungkinan besar akan menaikkan harga jual produknya.

Kecemasan akan stagflasi semakin meningkat selelah Amerika Serikat (AS) kemarin malam melaporkan CPI bulan Oktober melesat 6,2% YoY, menjadi kenaikan terbesar sejak Desember 1990. Sementara inflasi CPI inti tumbuh 4,6%, lebih tinggi dari ekspektasi 4% dan tertinggi sejak Agustus 1991. 

Pasca rilis data tersebut, bursa saham AS (Wall Street) jeblok, dan berisiko menjalar ke Asia pagi ini. 

Jika secara fundamental kurang mendukung, secara teknikal peluang IHSG memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa terbuka lebar, sebab ekor (tail) pola Dragonfly Doji yang dibentuk pada Selasa (26/10) sudah terlewati.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Pola tersebut merupakan sinyal reversal atau pembalikan arah, IHSG pun sempat terkoreksi cukup dalam. Untuk lepas dari pola Dragonfly Doji, IHSG perlu melwati tailyang berada berada di 6.673,515.

Kemarin, IHSG sukses melewati dan mengakhiri perdagangan di atas tail tersebut, sehingga berpeluang melanjutkan penguatan pada hari ini. Tidak sekedar menguat, tetapi memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa.

Bahkan, ada peluang IHSG menembus kisaran 6.720.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Sementara itu, melihat indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought) pada grafik 1 jam ada risiko IHSG akan terkoreksi.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran 6.650, jika ditembus IHSG berisiko terkoreksi ke 6.630 hingga 6.600.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]

(pap/pap)

Adblock test (Why?)


IHSG Tinggal 'Ngesot' Bisa Cetak Rekor, tapi.... - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Super Air Jet Beri Harga Spesial Tiket Pesawat di Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 - detikTravel

[unable to retrieve full-text content] Super Air Jet Beri Harga Spesial Tiket Pesawat di Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025    detikTrav...