Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan sementara harga batu bara dapat menjadi peluang investor untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah seiring dengan kejelasan rencana tapering The Fed.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan, setelah saham farmasi dan digital terperosok, kini saham batu bara tengah menunggu giliran meski harga komoditas tersebut menguat 14,33 persen pada Rabu (3/11/2021) kemarin.
“Kenaikan ini terjadi setelah sebelumnya selama 15 hari perdagangan turun tajam sekitar 58.87 persen,” jelasnya.
Edwin mengatakan, investor sebaiknya memanfaatkan momentum bounce back sementara harga batu bara tersebut untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan short term trading saham batu bara atau melakukan day trade.
Di sisi lain, Edwin melihat pergerakan IHSG pada hari ini akan cenderung melemah. Hal ini ditengah terjadinya penguatan indeks DJIA sebesar 0,29 persen, EIDO 0,69 persen dan kenaikan harga CPO 1,81 persen dan timah sebesar 1,01 persen.
Di lain pihak, sentimen negatif datang dari komoditas minyak, emas, dan nikel yang mengalami kejatuhan dihari kedua masing-masing sebesar 4,54 persen, 1,08 persen, dan 2,21 persen. Salah satu penyebab penurunan adalah pernyataan The Fed yang akan memulai Tapering off sebesar US$15 miliar dibulan November ini.
“IHSG akan bergerak pada rentang 6,496 - 6,590,” jelas Edwin.
Beberapa saham yang menjadi rekomendasi Edwin pada hari ini diantaranya adalah PRDA, LPPF, ADHI, SMGR, SMRA, LSIP, BSDE, AALI, CTRA, WIKA, dan BUKA.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Harga Batu Bara Kembali Naik, Saatnya Ambil Untung? - Bisnis.com
Read More
No comments:
Post a Comment