Kementerian Perdagangan mengungkap sederet penyebab mahalnya harga minyak goreng. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan mengatakan kenaikan harga minyak goreng karena adanya berbagai hambatan di berbagai negara yang memacu harga internasional juga naik.
"Kanada dan Argentina sebagai pemasok Canola Oil terjadi gangguan panen sehingga produksinya turun sekitar 7% dan menyebabkan turunnya pasokan dunia," katanya kepada detikcom melalui pesan singkat, Jumat (5/11/2021).
Kemudian, produksi crude palm oil (CPO) Malaysia turun sekitar 8%. Hal itu dikatakan karena kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh pandemi.
"Krisis energi dibeberapa negara , India, China, Eropa, sehingga mengalihkan ke bioenergi termasuk biodiesel. Biaya logistik tinggi (akibat pandemi) karena penurunan frekuensi pelayaran sehingga space kapal angkut terbatas juga berdampak pada kelangkaan kontainer internasional," lanjutnya.
Dalam keterangan terpisah, Oke menyebut meski harga minyak goreng mengalami kenaikan pasokan minyak goreng di masyarakat saat ini aman. Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.
Berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan, harga minyak goreng rata-rata nasional saat ini untuk minyak goreng curah Rp16.100/liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp16.200/liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp17.800/liter.
(hns/hns)Astaga...Ternyata Ini Biang Kerok Harga Minyak Goreng Mahal - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment