Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir dengan koreksi sebesar 0,21% ke level 6.078,22 pada perdagangan Kamis kemarin (2/9/21).
Posisi IHSG masih belum mampu bergerak banyak pada perdagangan hari ini, Jumat (3/9), hingga penutupan sesi pertama IHSG terpantau hanya mampu naik 0,14% ke level 6.086,57 setelah sempat terkoreksi dan bergerak liar pada sesi pertama. Kekhawatiran seputar pandemi memperberat gerak bursa, menyusul penyebaran virus Covid-19 varian baru yakni varian 'Mu'.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), mutasi yang pertama ditemukan di Colombia dan menyebar ke-39 negara ini berpeluang lolos dari kekebalan tubuh mereka yang pernah terinfeksi atau divaksinasi.
Sementara itu, pemerintah pun mulai mencemaskan adanya gelombang ketiga akibat adanya varian baru dari virus corona atau Covid-19 yang diumumkan oleh WHO bernama varian Mu atau B.1.621. Varian ini pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari lalu.
Badan kesehatan dari PBB itu mengatakan varian tersebut memiliki mutasi yang menunjukkan risiko resistensi terhadap vaksin dan menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahaminya.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso mengatakan berdasarkan informasi yang dia dapatkan, saat ini varian Mu tersebut sudah ditemukan di kawasan Asia, yakni di Jepang dan Hong Kong.
"Di Asia dibawa oleh pendatang di Hong Kong. Di Hong Kong break pertama jenis ini ditemukan pada Januari. Sudah (tersebar) di 39 negara untuk virus jenis ini," jelas Suharso dalam pertemuan dengan media di kantornya, Kamis (2/9/2021).
"Kami di Bappenas diberi mandat dan ditugasi oleh negara untuk menyusun ini, dan harus mempertimbangkan hal ini. Karena bagaimanapun juga faktor-faktor strategi internasional dan faktor lingkungan harus menghitungkan langkah-langkah itu," kata Suharso melanjutkan.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah tren menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.180, setelah sukses menjebol level ini barulah jalan IHSG ke area 6.200 kembali lapang. Sementara untuk mengubah tren menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.014.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 49 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.
Pola candlestick IHSG secara harian juga menunjukkan pola candlestick doji yang menunjukkan pasar masih 'galau' menunjukkan arah gerak selanjutnya yang mengkonfirmasi indeks masih akan bergerak menyamping.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral dan indikator candlestick doji.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp/trp)
Ternyata Ini Biang Kerok IHSG Sulit Tembus 6.200! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment