Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung memunculkan masalah baru. Proyek kereta api yang dikerjakan antara pihak Indonesia dan China mengalami pembengkakan anggaran hingga mencapai US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 26,9 triliun (dalam kurs terkini Rp 14.200).
Pembengkakan biaya proyek ini terjadi usai adanya keterlambatan pengerjaan pada proyek ini. Di sisi lain, pihak PT KAI (Persero) justru mengendus masalah sebenarnya sudah terjadi sejak uji kelayakan proyek ini.
Bahkan, Dirut PT KAI Didiek Hartantyo menyatakan pihaknya dan pemerintah sudah membentuk audit investigatif untuk proyek ini. Hal ini diungkapkan Didiek saat merespons permintaan audit dari para anggota DPR Komisi VI saat melakukan rapat kerja.
"Audit investigatif kami sedang bahas dengan Kemenkeu dan BUMN. memang ini harus ada cut off, pertanggungjawaban dari awal sampai saat ini," ungkap Didiek dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (1/9/2021).
"Kami sama konsultan ini akan konsultasi ke BPKP, BPK akan belakangan," katanya.
Didiek juga mengusulkan kepada para anggota dewan agar dibuatkan forum khusus secara tertutup untuk buka-bukaan masalah yang terjadi pada proyek ini. Dengan forum tersebut, dia berharap semua masalah dapat diidentifikasi dan bisa ditemukan solusi.
"Masalah restrukturisasi dan koreksi semuanya ini harus end to end kita ungkap semua masalahnya. Saya sepakat untuk dibikin tertutup rapat saja pak, dikaji semua dan perbaikan menyeluruh," ungkap Didiek.
Lanjut ke halaman berikutnya
Nilainya Bengkak Jadi Rp 113 T, Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Bakal Diaudit - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment