Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat sepanjang pekan ini, di tengah beragam sentimen pada pekan ini.
Indeks bursa saham acuan nasional tersebut menguat 0,19% secara point-to-point pada pekan ini. Dalam periode harian, IHSG hanya terkoreksi pada awal perdagangan pekan ini, yakni pada Senin (20/9/2021) dan Selasa (21/9/2021). Pada perdagangan Jumat (24/9/2021) kemarin, IHSG ditutup naik tipis 0,03% ke level 6.144,82.
Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 64,2 triliun. Investor asing juga tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) dalam jumlah yang cukup besar, yakni mencapai Rp 2,75 triliun di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing tercatat menjual bersih sebesar Rp 352 miliar.
Di tengah kembali menguatnya IHSG pekan ini, beberapa saham berhasil mencetak reli terbesar (top gainers) dan membukukan pelemahan terbesar (top losers).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), dari enam saham yang menjadi top gainers pada pekan ini, rata-rata kenaikan lebih dari 60%, bahkan ada yang lebih dari 80% sepanjang pekan ini.
Berikut daftar saham yang menjadi top gainers pada pekan ini.
|
Saham emiten produsen plastik, PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) memimpin deretan saham top gainers pada pekan ini.
Saham YPAS terpantau meroket hingga lebih dari 80% ke harga Rp 965/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 535/unit.
Belum diketahui mengapa saham YPAS meroket hingga lebih dari 80% dan memimpin top gainers pekan ini. Namun, BEI sendiri telah memasukan saham YPAS ke dalam radar pengawasan bursa akibat terjadinya peningkatan harga saham tersebut yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA) pada Selasa (21/9/2021) lalu.
Menanggapi volatilitas sahamnya, pihak YPAS sendiri telah memberitahukan kepada bursa bahwa perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.
Berikutnya di posisi kedua diduduki oleh saham emiten properti, PT Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI) yang melesat hingga 69,09% ke level Rp 93/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 55/unit.
Saham dengan nilai kapitalisasi pasar mini ini (Rp 66,13 miliar) sempat menyentuh level auto rejection atas (ARA) pada Rabu (23/9/2021) lalu, yakni meroket hingga 34,55%, setelah sebelumnya sempat stagnan selama 4 hari.
Sementara itu, di posisi ketiga terdapat saham emiten pengolahan karet alam, PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF) yang melonjak 69,05% ke level Rp 426/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 252/unit.
Sementara itu dari list top losers, saham-saham yang masuk ke daftar tersebut pada pekan ini rata-rata mengalami koreksi di range 22% hingga 30%.
Berikut daftar saham yang menjadi top losers pada pekan ini.
|
Saham emiten asuransi, PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (ASMI) memimpin top losers pada pekan ini, di mana saham ASMI ambles hingga 29,58% ke level Rp 300/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di level Rp 426/unit.
Saham ASMI pun sempat terkena suspensi oleh BEI pada Kamis (2/9/2021) awal September lalu. Namun selang sehari kemudian, yakni Jumat (3/9/2021), suspensi saham ASMI kembali dibuka oleh BEI.
Sebelum terkena suspensi oleh bursa, saham ASMI pun sempat masuk dalam radar pengawasan bursa akibat terjadinya peningkatan harga saham tersebut yang di luar kebiasaan atau UMA
Saham ASMI terakhir kali ditutup di zona hijau pada tanggal 10 Agustus lalu, setelahnya saham ini selalu ditutup di zona merah dan sering kali menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).
Berikutnya di posisi kedua terdapat saham emiten produsen komponen elektronik dan perakitan kendaraan listrik, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) yang ambruk 28,6% ke level harga Rp 3.220/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 4.510/unit.
SLIS menjadi saham yang mengalami auto reject bawah (ARB) berjilid-jilid dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Dari pertengahan Agustus lalu hingga kini, penguatan saham SLIS hanya terjadi pada perdagangan Selasa (14/9/2021) dan Rabu (15/9/2021) pekan lalu.
Dalam sebulan, saham ini harganya anjlok hingga 60% dengan rata-rata penurunan per hari sebesar 4,21%.
Sejatinya sejak awal tahun saham ini harganya sudah naik lebih dari 3x. Pada pertengahan Agustus otoritas bursa mulai mencermati pola transaksi yang tak wajar di saham ini.
Sementara di posisi ketiga, terdapat saham emiten waralaba properti dengan merk 'ERA', PT Era Grahareality Tbk (IPAC) yang anjlok hingga 26,21% ke level Rp 214/unit pada pekan ini, dari sebelumnya di harga Rp 290/unit pada pekan lalu.
Saham IPAC sendiri juga sempat masuk ke dalam radar pengawasan bursa akibat terjadinya peningkatan harga saham tersebut yang di luar kebiasaan (UMA) sekitar dua pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd/chd)
Gokil! Seminggu Beli Saham Ini, Anda Bisa Cuan Sampai 80% - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment