Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia mengalami penurunan dalam sepekan terakhir. Hal serupa juga dialami oleh harga logam mulia yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk alias emas Antam.
Harga emas tergelincir 0,24% dalam sepekan. Turunnya harga emas dunia merespons rencana bank sentral AS The Fed yang akan melakukan tapering off di tahun ini.
Pada pertemuan Komite Pengambil Kebijakan The Fed (FOMC) suku bunga memang tetap di tahan di kisaran 0-0,25%. Namun sinyal The Fed untuk melakukan pengurangan pembelian obligasi semakin kuat.
Hanya saja tapering kemungkinan akan selesai pada akhir tahun depan. Pelaku pasar memperkirakan tapering akan diumumkan pada November nanti dan mulai berlaku per Desember tahun ini.
Hal lain yang cukup mengejutkan dari rapat FOMC bulan ini adalah sebanyak sembilan partisipan rapat memperkirakan suku bunga acuan akan dinaikkan sebesar 25 bps tahun depan. Pada proyeksi sebelumnya hanya ada dua partisipan FOMC yang memperkirakan bakal ada kenaikan suku bunga di tahun depan.
Pengetatan moneter jika terjadi menjadi warning bagi para pemegang aset tak berimbal hasil seperti emas. Jika berkaca pada satu dekade silam, harga emas ambrol dari level tertingginya saat sentimen tapering muncul ke permukaan.
Kenaikan suku bunga acuan akan cenderung membuat dolar AS menguat. Dolar AS dan emas berkorelasi negatif, artinya saat greenback cenderung terapresiasi, harga emas cenderung turun. Inilah yang perlu diwaspadai ke depan.
Di saat harga emas dunia menurun tipis, harga logam mulia Antam juga ikut turun. Harga emas batangan Antam yang pekan lalu dibanderol di Rp 918.000/gram, Jumat pekan ini turun seceng menjadi Rp 917.000/gram.
Artinya dalam seminggu ini harga emas mengalami penurunan tipis 0,1%. Sementara itu harga jual emas Pegadaian, dibanderol di Rp 889.000/gram per 25 September 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(sef/sef)
Gawat! 'Angin' Ini Buat Emas Warning, Harga Makin Turun - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment