Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), menyentuh batas auto rejection atas (ARA) pada perdagangan di awal pekan ini, Senin (9/8/2021).
Harga saham Bukalapak sebelumnya berada di level Rp 1.060 per saham, melesat 25% ke level Rp 1.325 per saham di awal perdagangan. Saham BUKA melanjutkan kenaikannya setelah mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia akhir pekan lalu, Jumat (6/8/2021).
Meski sahamnya mencatatkan ARA dua hari berturut-turut, pelaku pasar asing sampai tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp 110,62 miliar di seluruh pasar.
Sampai dengan pukul 10.09 WIB, nilai transaksi saham BUKA sudah mencapai Rp 466,89 miliar dengan volume 352,37 juta saham dan nilai kapitalisasi pasar Rp 136,56 triliun.
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto, mengatakan aksi jual yang dilakukan investor asing adalah hal yang lumrah terjadi sebagai aksi ambil untung (profit taking).
"Hal yang wajar, kalau sudah profit pasti dijual. Sisanya tinggal siapa yang lebih kuat, penjualan asing atau pembelian lokal," kata William, kepada CNBC Indonesia, Senin (9/8/2021).
William menilai, saham Bukalapak diperkirakan masih akan melanjutkan tren kenaikan dengan estimasi penguatan ke level Rp 1.500 per saham.
Selain itu, kata William, Bukalapak yang masuk ke dalam indeks saham teknologi di BEI memiliki prospek yang positif ke depannya. Terlebih lagi, jika semakin ramai unicorn asal Indonesia yang mencatatkan saham di pasar modal domestik.
"Indeks techno jadi masih bisa menguat lagi selama trend saham-saham teknologi masih berlangsung, mungkin hingga akhir tahun," ujarnya.
Dilhat secara sektoral, pagi ini terpantau saham Bukalapak memimpin pergerakan indeks IDXTECHNO dengan kenaikan 25%. Sedangkan, indeks teknologi di BEI tersebut pagi ini mengalami kenaikan sebesar 5,40%.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps)
Saham Bukalapak Diobral Asing, Rupanya Ini Penyebabnya - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment