JAKARTA, KOMPAS.com - Produk domestik bruto (PDB) nasional tumbuh 7,07 secara tahunan (year on year /yoy) pada kuartal II-2021. Realisasi ini menjadi yang tertinggi sejak kuartal IV-2021.
"Pertumbuhan ini telah menyebabkan nilai PDB riil pada triwulan II telah melampaui nilai PDB riil pada triwulan IV 2019, sebelum terjadinya pandemi Covid-19," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangannya, Jumat (6/8/2021).
Erwin menjabarkan, perbaikan ekonomi ditopang oleh kinerja positif seluruh komponen permintaan dan lapangan usaha. Pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi dan makan minum.
Baca juga: Selamat Tinggal Resesi, Ekonomi Indonesia Kuartal II 2021 Tumbuh 7,07 Persen
"Secara spasial, perbaikan kinerja pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh seluruh wilayah, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), Jawa, dan Kalimantan," tuturnya.
Sementara itu, dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan kinerja ekspor, konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi Pemerintah.
Tercatat pada periode April-Juni 2021, ekspor tumbuh sebesar 31,78 persen yoy, didukung oleh kenaikan permintaan negara mitra dagang utama.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Kemudian, konsumsi rumah tangga untuk pertama kalinya tercatat tumbuh positif sejak kuartal II-2020 sebesar 5,93 persen yoy, jauh membaik dari kinerja kuartal I-2021 -2,22 persen yoy.
"Peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut sejalan dengan perbaikan mobilitas masyarakat, berlanjutnya stimulus termasuk relaksasi program PPnBM dan kebijakan makroprudensial, serta pola musiman Hari Besar Keagamaan Nasional," ujar Erwin.
Selain itu, kinerja investasi mulai tercatat positif sebesar 7,54 persen yoy, ditopang oleh perbaikan investasi nonbangunan.
Sementara itu, konsumsi Pemerintah tumbuh sebesar 8,06 persen yoy, didorong oleh akselerasi realisasi stimulus fiskal dalam bentuk belanja barang dan belanja modal, khususnya terkait program PEN, serta belanja pegawai.
Sejalan peningkatan ekspor dan permintaan domestik, impor juga tumbuh tinggi sebesar 31,22 persen yoy.
"Ke depan, untuk mendorong perbaikan ekonomi, Bank Indonesia terus meningkatkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan instansi terkait," ucap Erwin.
Baca juga: Luhut: Sabar, Kita Cari Jalan Agar Ekonomi Juga Bisa Pulih
PDB RI Kuartal II 7,07 Persen, BI: Telah Lampaui Nilai Sebelum Covid-19 - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment