Rechercher dans ce blog

Monday, August 9, 2021

Jangan Tergiur Hype Saham Bukalapak, Hati-hati Kena Banting - detikFinance

Jakarta -

Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terbang tinggi menyentuh auto rejection atas (ARA) dengan naik 25% pada perdagangan Senin ini. Pada perdagangan perdananya Jumat (6/8) lalu saham Bukalapak juga ARA.

Investor sebaiknya tidak hanyut dalam euforia dan hype saham Bukalapak yang melejit. Perlu dipahami juga berbagai risiko yang mungkin timbul untuk jangka panjang.

"Kita bicara untuk jangka panjang tentunya nanti perlu diperhatikan juga nilai wajar dari Bukalapak ini," kata Analis OSO Sekuritas Riska Afriani kepada detikcom, Senin (9/8/2021).

Dia menjelaskan saham Bukalapak yang lagi hype saat ini pasca IPO merupakan hal yang wajar karena e-commerce tersebut merupakan unicorn teknologi pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Apalagi di perdagangan perdananya saham Bukalapak sampai ARA.

"Nah setelah itu perlu hati-hati juga, kenapa? karena ketika kenaikan yang tidak wajar itu kan biasanya akan masuk UMA ya," sebutnya.

UMA yang dimaksud adalah Unusual Market Activity, yakni aktifitas perdagangan atau pergerakan harga suatu efek yang tidak biasa pada suatu kurun waktu tertentu.

"Nah, biasanya market di saat itu sudah mulai pergerakannya sudah mulai mendatar, sudah mulai tenang lagi, jadi nggak seagresif saat ini. Jadi biasanya agresif itu di awal-awal hal yang wajar untuk saham IPO terutama saham IPO yang pertama di marketnya ya, unicorn itu dia pertama, Bukalapak," tambahnya.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyoroti laporan keuangan Bukalapak yang masih merugi. Menurutnya itu bukan menjadi masalah untuk jangka pendek.

"Laporan keuangan yang merugi bukan sebuah masalah jika momentumnya tepat karena dalam jangka pendek tetap bisa dimanfaatkan untuk mencari profit," sebutnya.

"Tapi ketika sudah jenuh beli, maka harga saham bisa dipastikan akan menurun karena pembeli saham yang sudah punya di harga bawah akan profit taking, sekaligus mengembalikan likuiditas. Nah ini yang perlu diperhatikan," lanjutnya.

Pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang menilai secara jangka panjang investor harus mencermati kinerja Bukalapak. Saat ini diketahui laporan keuangan e-commerce tersebut masih merugi.

"Kalau nanti kita bicara jangka panjang nanti pasti investor akan menagih, menagih kok belum ada perbaikan dari kinerja tersebut. Itu untuk jangka panjang mungkin sekitar enam bulan sampai satu tahun ke depan," sebutnya.

Di bursa Amerika Serikat (AS) seperti Dow Jones, dijelaskan dia pun sama, saham teknologi kerap mengundang euforia dan hype di awal-awal. Tapi ketika kinerja mereka tak menjanjikan maka akan ditinggalkan.

"Di Amerika di Dow Jones kan gitu, kalau memang mereka perusahaan teknologi hype-nya, euforia memang awal-awal bagus. Tapi nanti mereka harus dibuktikan lagi mereka menguntungkan sehingga mereka (investor) tetap akan pegang saham itu. Tapi kalau nanti dia tetap tidak menguntungkan pasti akan ditinggalkan investor. Tapi itu untuk jangka panjang," tambah Edwin.

Simak juga Video: Microsoft Akan Genjot Bukalapak Rp 1,46 T

[Gambas:Video 20detik]

(toy/eds)

Adblock test (Why?)


Jangan Tergiur Hype Saham Bukalapak, Hati-hati Kena Banting - detikFinance
Read More

No comments:

Post a Comment

IHSG Anjlok ke Level 7.600, Asing Diam-Diam Borong 10 Saham Ini - CNBC Indonesia

[unable to retrieve full-text content] IHSG Anjlok ke Level 7.600, Asing Diam-Diam Borong 10 Saham Ini    CNBC Indonesia Asing Balik Arah...