Rechercher dans ce blog

Thursday, August 26, 2021

Hati-hati! IHSG Berpotensi Kena Bencana Longsor di Sesi 2 - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok ke zona merah pada perdagangan sesi pertama Kamis (26/8/2021), di tengah kecenderungan investor keluar dari pasar setelah terlihat awal pengetatan moneter yang diawali di Korea Selatan.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.058,224 atau melemah 55 poin (-0,9%) pada penutupan siang. Dibuka melemah 0,1% ke 6.114,667, indeks acuan utama bursa ini sempat menguat tepat pukul 09:00 WIB ke 6.119,657 yang juga level tertinggi hariannya.

Namun selepas itu, IHSG terus tertekan hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.054,463 beberapa menit jelang penutupan sesi pertama. Sebanyak 292 saham melemah, 162 lain menguat, dan 183 sisanya flat.


Nilai transaksi bursa mencapai Rp 7 triliun yang melibatkan 13 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 818.000-an kali. Mayoritas investor asing melepas kepemilikannya, dengan posisi penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 152,63 miliar.

Koreksi IHSG terjadi bersamaan dengan tren di kawasan Asia Pasifik yang mayoritas melemah, dipimpin indeks Hang Seng Hong Kong dengan koreksi sebesar 1,44%. Sebaliknya, indeks bursa Malaysia memimpin penguatan, dengan reli sebesar 0,6%.

Bank of Korea mengumumkan menaikkan suku bunga acuannya, sesuai dengan konsensus pasar, menjadi 0,75%. Sebelumnya, bank sentral Korea Selatan ini mempertahankan suku bunga dasarnya di posisi terendah 0,5%.

Pasar cenderung cemas karena kebijakan tersebut ditafsirkan menjadi awal tren berbaliknya iklim moneter longgar yang selama ini dipertahankan di berbagai negara maju, dan memicu masuknya dana-dana berlebih di pasar model mereka ke negara berkembang.

Ketika moneter ketat mulai diberlakukan, maka risiko terjadinyacapital outflowpun terbuka kian lebar, terutama jika negara maju telah berhasil mengendalikan penyebaran virus Covid-19 sementara negara berkembang masih kedodoran, sehingga pemulihan ekonomi mereka tertinggal.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 43 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan RSI terkonsolidasi turun yang menunjukkan indeks berpotensi lanjut melemah.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(trp/trp)

Adblock test (Why?)


Hati-hati! IHSG Berpotensi Kena Bencana Longsor di Sesi 2 - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Ungkap Ojol Tak Akan Dapat BBM Subsidi, Bahlil: Yang Berhak Kendaraan Berpelat Kuning! - Kompas.com

[unable to retrieve full-text content] Ungkap Ojol Tak Akan Dapat BBM Subsidi, Bahlil: Yang Berhak Kendaraan Berpelat Kuning!    Kompas.co...