Rechercher dans ce blog

Thursday, August 26, 2021

Andai Tapering Jadi, Ini Saham-saham Potensial Diserok! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekhawatiran adanya langkah tapering (pengurangan pembelian aset oleh bank sentral AS, The Fed) yang muncul pada pekan lalu ikut memberikan sentimen yang kurang baik bagi pasar saham Indonesia.

Hal ini tergambar dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun hampir 2% atau 1,77% pada sepekan sebelumnya.

Meski saat ini IHSG sudah kembali ke level 6.100-an, namun investor dinilai perlu tetap waspada terutama dalam memilih sektor-sektor saham jika memang terjadi tapering oleh oleh The Federal Reserve (The Fed).


Head of Online Trading PT Ciptadana Sekuritas Zabrina Raissa pun memberikan rekomendasi sektor saham yang bisa dilirik dan tetap bisa memberikan daya tahan bila nanti tapering terjadi. Tidak lain tidak bukan sektor tersebut adalah telekomunikasi yang memang paling berjaya di tengah hantaman Covid-19 sejak tahun lalu.

"Sektor yang menarik saya rasa ketikan nanti tapering terjadi itu sektor telekomunikasi dan infrastruktur masih cukup baik ya. Di mana kita tahu juga, mengesampingkan kondisi tapering, kondisi saat ini concern kan pandemi di mana varian delta juga masih terjadi di Indonesia dan beberapa belahan dunia lain ini masih jadi perhatian," ujarnya dalam program InvesTime CNBC Indonesia, pekan ini.

"Dengan begitu sektor telekomunikasi saat, seperti sekarang ini kita melakukan Zoom, wfh [work from home) masih akan terjadi dalam jangka menengah, tentunya sektor telekomunikasi masih diuntungkan dengan kondisi saat ini," imbuhnya.

Selain itu, sektor lain yang perlu menjadi perhatian dan patut untuk dilirik adalah perbankan. Terutama perbankan yang memiliki fundamental yang kuat dan performance yang baik.

"Di sisi lain perbankan. Apalagi rasio kecukupan modal perbankan kuat, saat ini berada di atas 20% dan kita lihat perbankan big bank baik BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, saya rasa masih cukup solid secara performance. Saya rasa ini masih bisa diperhatikan oleh investor," tuturnya.

Bank-bank yang disebut tersebut di antaranya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Sebelumnya, kekhawatiran tapering ini bukan hanya milik investor pasar modal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta jajarannya pun mulai khawatir.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan sudah menyiapkan sejumlah instrumen untuk mengatasi hal itu.

"Kita pernah belajar dari fenomena terdahulu seperti taper tantrum di tahun 2013, dimana ekspektasi normalisasi kebijakan moneter AS dapat mendorong pembalikan arus modal dari negara berkembang," jelas Sri Mulyani

Hal senada juga diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga mewaspadai adanya tapering off atau pengurangan stimulus berupa pembelian surat berharga di pasar surat utang yang dilakukan oleh The Fed.

"Di pasar keuangan memang terjadi kenaikan US Treasury yield [imbal hasil obligasi AS] karena stimulus fiskal yang besar US$ 1,9 triliun. Ketidakpastian ini masih berlangsung meskipun sudah sedikit mereda karena kejelasan arah The Fed yang tahun ini belum akan melakukan tapering," jelas Perry, dalam pernyataannya.


[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Adblock test (Why?)


Andai Tapering Jadi, Ini Saham-saham Potensial Diserok! - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Noussair Mazraoui Tidak Keberatan Jadi Bek Tengah Dadakan di MU - Bola.net

[unable to retrieve full-text content] Noussair Mazraoui Tidak Keberatan Jadi Bek Tengah Dadakan di MU    Bola.net Lihat Liputan Lengkap di...