Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali menguat kencang melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (4/8/2021) setelah menguat 0,55% kemarin. Selain dolar AS yang masih lemah, sentimen positif dari dalam negeri juga mendongkrak kinerja rupiah.
Melansir data Refintiv, begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung menguat 0,28% ke Rp 14.300/US$. Penguatan rupiah kemudian terpangkas hingga tersisa 0,07% di Rp 14.330/US$ pada pukul 9:13 WIB.
Wajar saja penguatan tersebut terpangkas, sebab dalam 2 hari terakhir, sebab jika dibandingkan posisi terakhir pekan lalu hingga ke Rp 14.300/US$, rupiah sudah mencatat penguatan 1,11%.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan rupiah menguat dan menembus ke bawah Rp 14.300/US$ terbuka cukup lebar mengingat dolar AS yang sedang tak menarik. Sebab, pelaku pasar sedang menanti rilis data tenaga kerja AS.
Data tenaga kerja merupakan salah satu acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter, selain inflasi yang sudah dirilis pekan lalu dimana pertumbuhannya lebih rendah dari prediksi.
Data tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat pekan ini. Hasil polling yang dilakukan Reuters menunjukkan tingkat pengangguran AS di bulan Juni turun menjadi 5,7% dari bulan sebelumnya 5,9%. Sementara perekrutan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls/NFP) sebanyak 880.000 orang, lebih tinggi dari bulan Mei 850.000 orang.
Hasil polling tersebut terlihat cukup bagus, tetapi data klaim tunjangan pengangguran AS yang dirilis secara mingguan belakangan ini menunjukkan peningkatan dan lebih banyak dari hasil polling, yang menjadi tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja AS.
Selain itu, hari ini akan dirilis data NFP versi Automatic Data Processing Inc. (ADP) yang kerap dijadikan acuan data tenaga kerja AS Jumat nanti. Sebelum rilis data tersebut, pelaku pasar akan hati-hati memegang dolar AS.
Jika data ADP mengecewakan, ada kemungkinan juga data tenaga kerja AS Jumat nanti juga sama. Alhasil, spekulasi The Fed tidak akan melalukan tapering di tahun ini akan semakin menguat, dan dolar AS berisiko merosot.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Pasar Obligasi RI Banjir Duit
Aksi Buang Dolar Berlanjut! Penguatan Rupiah Tak Terbendung - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment