Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan asuransi BUMN PT Asabri (Persero) lagi-lagi menjual saham bank milik Akulaku, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sehingga porsinya dari sebelumnya lebih dari 20% di tahun 2019, tergerus menjadi 4,28% per 12 Agustus 2021.
Hingga kini menurut keterangan resmi Bank Neo kepemilikan saham Asabri bahkan tersisa 0,53% hingga 19 Agustus 2021.
Sebagai informasi, pada kuartal I-2019 saham Asabri di BBYB masih sebanyak 21,91% atau 1.240.539.090 saham, sementara pada kuartal I-2020 saham Asabri masih 20,13% atau setara 1.240.539.090 saham.
Asabri memang secara perlahan mulai melega kepemilikan sahamnya sejak Akulaku masuk, akan tetapi aksi jual saham BBYB semakin agresif sejak beberapa pekan terakhir.
Berdasarkan laporan di Bursa Efek Indonesia (BEI), selama bulan Juli lalu Asabri diketahui telah melepas sebanyak 257 juta saham BBYB dalam beberapa kali transaksi, dengan kepemilikan saham berkurang dari 1,01 miliar saham (13,52%) menjadi 756,12 juta saham (10,09%).
Selanjutnya hingga tanggal 12 Agustus, Asabri kembali menjual 435,24 juta saham BBYB. Transaksi tersebut menjadikan kepemilikan saham Asabri di BBYB menyusut menjadi 320,88 juta saham (4,28%).
Secara keseluruhan Asabri berhasil memperoleh dana sebesar Rp 585,45 miliar dari transaksi penjualan saham BBYB selama dua pekan awal bulan Agustus.
Aksi take profit Asabri dari penjualan saham BBYB wajar saja mengingat saham ini sudah melesat kencang, naik 447% sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan tanggal 13 Agustus di level Rp 1.640/saham.
Sementara itu, manajemen Bank Neo Commerce yang ditinggal Asabri menaruh optimisme yang tinggi terhadap industri perbankan Indonesia dan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah merilis dua regulasi baru terkait bank digital.
Manajemen BBYB mengatakan pertumbuhan bank terlihat dari antusiasme masyarakat selama satu bulan terakhir yang ditandai dengan peningkatan signifikan saham harga BBYB.
Dalam kurun waktu tersebut, juga terjadi pergerakan kepemilikan saham yang dinamis kepemilikan terlihat dari turunnya kepemilikan PT Gozco Capital menjadi 17,88%, dan kepemilikan Asabri yang semakin tergerus menjadi 0,53% per penutupan perdagangan di Kamis (19/8) lalu.
Menanggapi kepergian Asabri dari pemegang saham utama perusahaan, Tjandra mengatakan bahwa aksi korporasi tersebut merupakan hal wajar di industri perbankan.
"Perubahan tersebut wajar terjadi di industri perbankan. Bagi kami, Asabri telah turut mengawal langkah demi langkah yang ditempuh Bank Yudha Bhakti dalam melayani masyarakat Indonesia sejak kurang lebih 30 tahun terakhir," katanya dalam keterangan resmi, Senin (23/8).
Meskipun ditinggal oleh Asabri dan menanggapi terbitnya aturan bank digital oleh OJK, pada pembukaan perdagangan sesi I Senin (23/8) pukul 9.54 WIB di pasar modal, saham BBYB tercatat naik 10,41% ke level Rp 1.485 per saham.
Dalam sepekan saham ini terkoreksi 9,45%, selama sebulan terakhir harganya meningkat 147,50% dan sejak awal tahun tumbuh hingga 397,95%. Kapitalisasi pasar BBYB tercatat sebesar Rp 11,13 triliun.
Sementara itu, Direktur Investasi Asabri Jeffry Haryadi P. Manullang mengatakan manajemen perusahaan memutuskan untuk melakukan pembatasan investasi di instrumen saham, maksimal hanya 20% dari total investasi saat ini.
"Mengingat sampai dengan akhir Juli 2021 aset saham kami masih berada diatas 20%, maka kami melakukan pelepasan sebagian saham-saham yang telah memenuhi syarat untuk dilepaskan, salah satu yang memenuhi kriteria tersebut adalah saham BBYB," kata Jeffry kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/8/2021).
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
Akhirnya Asabri Cabut dari BBYB Milik Akulaku! Sisa 0,53% - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment