Rechercher dans ce blog

Saturday, July 3, 2021

Market Enam Saham Ini Jadi Top Losers, Ada Saham Teknologi Loh! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah naik tipisnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini, enam saham ini justru terkoreksi dan menduduki posisi sebagai saham dengan kerugian perdagangan terbesar (top losers).

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), tiga dari 5 saham yang masuk di jajaran top losers pekan ini bergerak di sektor industri, pertanian, leasing, konstruksi, dan teknologi.


Saham emiten pabrik pupuk terkemuka di Jawa Timur, PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) menjadi pemimpin koreksi dengan melemah 29,38% dalam sepekan menjadi Rp 745/saham, dari sebelumnya pada pekan lalu di level harga Rp 1.055/unit.

Padahal pada pekan lalu, saham SAMF juga sempat menduduki posisi kedua di jajaran top losers. Penyebab turunnya saham SAMF pada pekan lalu diakibatkan dari berakhirnya masa cum-dividend yang merupakan masa terakhir pendaftaran pemegang saham publik sebagai penerima dividen.

Sebagaimana diketahui, investor pemburu dividen membeli saham perseroan yang berencana membagikan dividen, dan segera melego sahamnya setelah masa cum-dividend terlewati untuk mengejar keuntungan di saham lain. Dividen SAMF dibayarkan pada 25 Juni lalu.

Namun terkadang pelaku pasar memanfaatkan momentum pembagian dividend untuk spekulasi, sehingga memicu istilah jebakan dividen (dividend trap) di mana saham demikian diborong agar menarik investor lain dan harga naik.

Di posisi kedua terdapat saham emiten pertambangan emas, PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) yang ambles hingga 29,03% ke level Rp 220/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 310/unit.

Berikutnya di posisi ketiga diduduki oleh saham emiten konstruksi, PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA) yang ambruk hinga 28,68% ke level Rp 97/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 136/unit.

Saham BIMA pun sempat terkena unusual market activity (UMA) oleh BEI pada pekan lalu. Sebelumnya pada Jumat (25/6/2021) pekan lalu, BEI sempat memantau pergerakan saham BIMA karena telah terjadi peningkatan harga saham di luar kebiasaan (UMA) pada saham tersebut.

Sementara di posisi terakhir dipegang oleh saham emiten teknologi, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) yang ambles 25,5% ke level Rp 3.710/unit sepanjang pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 4.980/unit.

Saham MLPT pun sempat disuspensi oleh BEI pada Kamis (17/6/2021) lalu lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut.

Namun pada Jumat (25/6/2021) pekan lalu, suspensi saham MLPT pun kembali dibuka. Namun sahamnya langsung anjlok 6,92%.

Saham yang terhimpun dalam indeks sektor teknologi (IDXTECHNO) ini berhasil melonjak lebih dari 100% dalam sebulan terakhir, tersengat sentimen positif dari saham-saham sektor teknologi lainnya, seperti saham emiten data center milik Toto Sugiri PT DCI Indonesia Tbk (DCII).

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)

Adblock test (Why?)


Market Enam Saham Ini Jadi Top Losers, Ada Saham Teknologi Loh! - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Saham Pilihan untuk Trading 26 November dan Target Harganya - Investor.ID

[unable to retrieve full-text content] Saham Pilihan untuk Trading 26 November dan Target Harganya    Investor.ID Ada "Ancaman"...