Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam bergerak melemah pada perdagangan Sabtu (24/7/2021).
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram dibanderol Rp 943.000/batang, turun Rp 3.000/gram atau 0,3% dibandingkan harga kemarin.
PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.
Emas batangan dengan satuan 100 gram yang biasa dijadikan acuan, pada hari ini dijual Rp 88.512.000/batang atau Rp 885.120/gram, turun 0,3%.
Berikut harga emas berdasarkan data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram | Harga NPWP (+Pajak 0.45%) | Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%) |
0,5 Gram | Rp521.500 | Rp1.043.000 | Rp523.500 | Rp525.500 |
1 Gram | Rp943.000 | Rp943.000 | Rp947.000 | Rp951.000 |
2 Gram | Rp1.826.000 | Rp913.000 | Rp1.834.000 | Rp1.842.000 |
3 Gram | Rp2.714.000 | Rp904.667 | Rp2.726.000 | Rp2.738.000 |
5 Gram | Rp4.490.000 | Rp898.000 | Rp4.510.000 | Rp4.530.000 |
10 Gram | Rp8.925.000 | Rp892.500 | Rp8.965.000 | Rp9.005.000 |
25 Gram | Rp22.187.000 | Rp887.480 | Rp22.286.000 | Rp22.386.000 |
50 Gram | Rp44.295.000 | Rp885.900 | Rp44.494.000 | Rp44.693.000 |
100 Gram | Rp88.152.000 | Rp881.520 | Rp88.910.000 | Rp89.308.000 |
250 Gram | Rp221.015.000 | Rp884.060 | Rp222.009.000 | Rp223.004.000 |
500 Gram | Rp441.820.000 | Rp883.640 | Rp443.808.000 | Rp445.796.000 |
1000 Gram | Rp883.600.000 | Rp883.600 | Rp887.576.000 | Rp891.552.000 |
Pada perdagangan Jumat (23/7/2021) kemarin, harga emas acuan dunia kembali melemah 0,3% ke US$ 1.801,3/troy ons, setelah sehari sebelumnya sempat naik 0,19% ke level US$ 1.806,68/troy ons, melansir data Refinitiv.
Pergerakan tersebut mengesahkan emas bergerak volatil di pekan ini, tetapi di penutupan perdagangan justru melemah atau menguat tipis-tipis saja.
Walaupun emas masih cenderung naik-turun, namun masih banyak yang memandang positif terhadap komoditas ini, khususnya dengan kondisi ekonomi dan pasar finansial global saat ini. Lonjakan kasus virus corona (Covid-19) secara global membuat prospek pertumbuhan ekonomi semakin meredup lagi.
Amerika Serikat (AS) juga mengalami lonjakan kasus Covid-19, dan kemarin data yang dirilis menunjukkan pengajuan klaim tunjangan pengangguran naik ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Kenaikan yang sedikit mengejutkan pelaku pasar.
Alhasil, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (Terasury) kembali turun. Ketika yield Treasury turun, artinya pelaku pasar kurang optimistis menatap perekonomian, dan lebih memilih bermain aman.
Investasi dialihkan ke Treasury, bahkan dengan riil return yang negatif, sebab inflasi yang tinggi di AS, Treasury tetap menjadi pilihan.
Penurunan yield tersebut dan riil return yang negatif akan menguntungkan bagi emas.
"Suku bunga negatif cukup dalam, yang menunjukkan inflasi tinggi sementara suku bunga rendah, dan tidak mungkin The Fed (bank sentral AS) akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, jadi investor seharusnya sadar perlu memiliki emas," kata Michael Matousek, kepala trader di Global Investor, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (23/7/2021).
Hal senada juga diungkapkan Edward Moya, analis pasar dari OANDA, yang melihat kebijakan suku bunga rendah The Fed dan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan berdampak positif bagi emas dalam jangka panjang.
"Baik The Fed dan ECB seirama memproyeksikan suku bunga rendah dalam waktu yang lebih lama, dan itu seharusnya berdampak positif bagi emas untuk jangka panjang," kata Moya sebagaimana dilansir CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd/chd)
Apa Saatnya Borong? Emas Dunia Melemah, Emas Antam Ngikut - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment