Jakarta, CNBC Indonesia - Angka keramat pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah setahun resesi sudah diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Hasilnya lebih baik dari konsensus. Hingga sesi I yang juga bertepatan dengan rilis angka PDB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berakhir di zona hijau.
Sesi I berakhir dengan apresiasi IHSG sebesar 12,2 poin atau setara dengan kenaikan 0,2% dibanding posisi kemarin. Kini IHSG berada di 5.975,9/ Akibat deraan koreksi IHSG memang berada di bawah level psikologis 6.000.
Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama masih akan terkontraksi 0,87% (yoy). Konsensus tersebut jauh lebih rendah dari perkiraan pemerintah dengan Kementerian Koordinator Perekonomian di angka minus 0,3 hingga minus 0,5 persen dan Bappenas di angka minus 0,8%.
Baik dihitung secara tahunan maupun kuartalan, output perekonomian RI mengalami kontraksi. Namun kontraksinya lebih rendah dibandingkan perkiraan konsensus. BPS melaporkan kontraksi PDB pada kuartal satu sebesar 0,74% (yoy) atau minus 0,96% (qoq).
Angka riil yang lebih baik dari proyeksi ini menjadi salah satu sentimen yang cukup positif bagi bursa saham Tanah Air, sehingga di sesi kedua nanti penguatan tetap terjaga atau malah berlanjut.
Bagaimana pun juga angka PDB saat ini adalah indikator yang lampau atau lagging sementara pasar cenderung melihat ke depan. Di kuartal kedua tahun ini ekonomi diperkirakan bisa tumbuh di atas 5%. Bahkan pemerintah optimis bisa 7%.
Terlepas dari itu semua angka kuartal satu yang lebih bagus dari harapan juga bisa menjadi pengungkit kinerja ekonomi di kuartal kedua. Meskipun masa depan sangatlah sulit di prediksi tetapi setidaknya optimisme di pasar bisa menggambarkan harapan tersebut.
Hari ini, Rabu (5/5/2021) asing mulai masuk ke saham-saham RI. Namun nilainya masih kecil. Di pasar reguler, asing hanya belanja sebanyak Rp 58,5 miliar. Akhir-akhir ini net buy maupun net sell asing memang cenderung kecil.
Saham yang paling diborong asing adalah saham bank pelat merah yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Asing memborong saham BBRI hampir Rp 55 miliar. Walaupun yang paling banyak diborong sebenarnya secara transaksi historis biasanya nilai beli bersih asing di BBRI bisa tembus ratusan miliar.
Ada kecenderungan investor menahan diri dulu untuk wait and see. Euforia investor ritel yang tak sekencang bulan Januari karena banyak yang pindah lapak ke aset kripto hingga adanya kabar big money seperti BPJS Ketenagakerjaan yang akan mengurangi alokasi untuk portofolio sahamnya juga membuat transaksi sepi.
Di sesi I, nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp 5,12 triliun. Hingga akhir perdagangan nanti kemungkinan nilai transaksi total juga berkisar di angka Rp 9 triliun - Rp 10 triliun seperti yang sudah-sudah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(twg/twg)
Ekonomi RI Q1 Mengejutkan, IHSG Hijau & Asing Borong BBRI Market - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment