Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang bulan Ramadan, nilai transaksi di pasar saham tanah air cenderung mengalami penurunan. Inilah yang menyebabkan bursa saham terkoreksi pada perdagangan di awal pekan ini, Senin (12/4/2021).
Sampai dengan sesi pertama perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan terkoreksi 1,34% ke level 5.989,05 poin. Nilai transaksi mencapai Rp 5,28 triliun. Pelaku pasar asing masih melakukan aksi jual bersih senilai Rp 37,01 miliar.
Rata-rata hampir seluruh bursa saham di Asia juga terkoreksi. Indeks Nikkei, Tokyo misalnya melemah 0,66%, Shanghai Composite, melemah 0,81%, Strait Times juga melemah 0,41%.
Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama menuturkan, pelemahan IHSG lebih disebabkan sentimen kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan pelaku pasar asing keluar dari bursa saham negara berkembang dan memburu obligasi pemerintah AS.
Dari dalam negeri, kata Nafan, kebijakan pemerintah yang mewajibkan pengusaha agar membayar penuh Tunjangan Hari Raya (THR) belum cukup ampuh mendorong kenaikan IHSG.
"Pelemahan lebih disebabkan penurunan transaksi di bursa menjelang Ramadan, asing juga masih melakukan net sell yang menyebabkan IHSG terkoreksi," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (12/4/2021).
Mirae Asset Sekuritas juga memproyeksikan nilai transaksi di bursa saham domestik sepanjang April ini masih akan cenderung terkonsolidasi. Hal ini, imbas dari kondisi makroekonomi domestik yang belum bertenaga dan momentum Ramadan.
Investment Information Head Mirae Asset Sekuritas, Roger M.M. memprediksi nilai transaksi bursa saham akan terpangkas menjadi kisaran Rp 9 triliun per hari, turun dari rerata Januari, Februari, serta Maret yang masing-masingnya Rp 20 triliun, Rp 15 triliun, dan Rp 10 triliun per hari.
"April ada kemungkinan turun menjadi sekitar Rp 9 triliun per hari, faktor puasa juga biasanya akan membuat nilai transaksi harian lebih lesu dibandingkan dengan sebelumnya," ujar Roger.
Dia juga memprediksi, IHSG akan terkonsolidasi downtrend sebagai support 5.892-5.735 serta resisten 6.195-6.281. Menurutnya, ada dua faktor positif yang dapat mendukung pergerakan IHSG ke depannya, tetapi masih akan terdilusi oleh satu faktor negatif yaitu kondisi makroekonomi.
Sentimen positif pertama adalah laporan kinerja keuangan emiten sepanjang tahun 2020 dan kuartal pertama tahun ini. Kedua adalah aksi korporasi beberapa emiten, terutama musim dividen.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps)
Transaksi Sepi & IHSG Babak Belur, Ini Faktor Pemicunya - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment