Indonesia disebut akan memasuki periode supercycle di masa pandemi COVID-19 ini. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan periode ini sebenarnya pernah terjadi di Indonesia pada 2004-2014 lalu.
Dia menyebutkan ada beberapa dampak yang akan dialami oleh Indonesia. Mulai dari kenaikan harga komoditas tapi juga ada manfaat yang akan didapatkan. "Supercycle itu pernah terjadi ada dampak seperti menyebabkan harga komoditas naik luar biasa," kata dia, Rabu (7/4/2021).
Lutfi menjelaskan saat supercycle periode sebelumnya harga minyak mengalami kenaikan dari yang tadinya US$ 13 dolar menjadi US$ 55 dolar.
Kemudian harga minyak goreng juga tercatat mengalami kenaikan. Hal ini karena Indonesia merupakan penjual CPO terbesar dan kenaikan harga itu akan memengaruhi.
Supercycle ini terjadi karena adanya pertumbuhan ekonomi baru dari permintaan masyarakat yang terjadi pada masa pandemi dan setelah pandemi. Selain itu komoditas yang harganya naik dalam periode supercycle ini adalah minyak bumi, gas alam cair, bijih besi dan tembaga.
Lutfi mengungkapkan dalam periode supercycle ini diharapkan bisa membawa keberuntungan dan dampak positif untuk perekonomian Indonesia.
Dia menyebut ada beberapa hal yang menjadi tren perdagangan. Seperti munculnya investasi karena ada pasar yang besar. Contohnya sektor otomotif yang banyak investasi karena besarnya pasar di Indonesia.
Selanjutnya tren komoditas dasar yang mampu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang bersaing. Seperti stainless steel.
Simak juga 'Kondisi Ekonomi Dunia 2020 Terburuk dalam 150 Tahun':
(kil/fdl)Mendag Sebut RI Akan Masuk Periode Supercycle, Apa Itu? - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment