Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) tampaknya belum siap untuk menurunkan suku bunga acuannya. Kebijakan itulah yang menjadi salah satu penyebab nilai tukar dolar AS terus mendominasi rupiah
Dalam risalah rapat pejabat Fed bulan Juni menunjukkan, inflasi telah bergerak ke arah yang benar, namun tidak cepat bagi mereka untuk menurunkan suku bunga.
"Para peserta menegaskan bahwa data tambahan yang positif diperlukan untuk memberi mereka keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%," demikian ringkasan pertemuan tersebut seperti dikutip dari CNBC, Kamis (4/7/2024).
Meskipun risalah tersebut mencerminkan adanya pertentangan, bahkan beberapa di antaranya menunjukkan kecenderungan untuk menaikkan suku bunga acuan, rapat menyimpulkan bahwa mereka memutuskan untuk mempertahankan suku bunga.
The Fed menargetkan inflasi tahunan sebesar 2%. Angka ini telah dilampaui sejak awal tahun 2021.
Para pejabat pada pertemuan tersebut mengatakan data telah membaik akhir-akhir ini, meskipun mereka menginginkan lebih banyak bukti bahwa hal tersebut akan terus berlanjut.
Peserta pertemuan menekankan bahwa mereka memperkirakan tidak akan tepat untuk menurunkan suku bunga sampai informasi tambahan muncul. Hal ini untuk memberi mereka keyakinan lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju sasaran 2%.
Dalam pertemuan tersebut, para pengambil kebijakan juga memberikan pembaharuan (update) mengenai proyeksi perekonomian dan kebijakan moneter dalam beberapa tahun ke depan.
(acd/das)Bikin Rupiah Babak Belur, Bank Sentral AS Belum Mau Pangkas Suku Bunga - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment