Rechercher dans ce blog

Thursday, May 23, 2024

Wall Street Gonjang-ganjing, Kompak 'Ambruk' Gegara The Fed - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kompak ditutup di zona merah, setelah risalah bank sentral AS (The Fed) menunjukkan sikap hawkish masih akan berlanjut.

Pejabat Federal Reserve semakin khawatir pada pertemuan terbaru mereka mengenai inflasi, dengan para anggota mengindikasikan bahwa mereka kurang percaya diri untuk melanjutkan penurunan suku bunga.

Dow Jones Industrial Average (DJI) koreksi 201,95 poin, atau 0,51% menuju 39.671,04. S&P 500 kehilangan 14,40 poin atau 0,27% menjadi 5.307,01. Sementara Nasdaq Composite turun 31,08 poin atau 0,18% ke posisi 16.801,54.

Risalah pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 30 April -1 Mei yang dirilis pada Rabu malam atau Kamis dini hari waktu Indonesia menunjukkan kekhawatiran dari para pengambil kebijakan tentang kapan saatnya untuk melakukan pelonggaran kebijakan.

Pertemuan tersebut menyusul serangkaian data yang menunjukkan inflasi masih lebih tinggi dari perkiraan para pejabat the Fed sejak awal tahun ini. Sejauh ini, The Fed masih menargetkan inflasi melandai 2%.

"Para peserta mengamati bahwa meskipun inflasi telah menurun selama setahun terakhir, namun dalam beberapa bulan terakhir masih kurang banyak kemajuan menuju target 2%" demikian isi risalah the Fed.

Lebih lanjut risalah juga menjelaskan kenaikan pada inflasi terutama untuk komponen harga barang dan jasa.

Risalah juga menunjukkan "sebagian pejabat menyebutkan kesediaan untuk memperketat kebijakan lebih lanjut untuk mengatasi risiko inflasi yang masih panas"

Beberapa pejabat Fed, termasuk Ketua Fed Jerome Powell dan Gubernur Christopher Waller, sejak pertemuan tersebut mengatakan bahwa mereka masih meragukan langkah selanjutnya yang akan diambil adalah kenaikan suku bunga.

FOMC dengan suara bulat memutuskan pada pertemuan tersebut untuk mempertahankan suku bunga acuan pinjaman jangka pendek di kisaran 5,25%-5,5%, tertinggi dalam 23 tahun sejak Juli 2023.

"Para peserta menilai bahwa mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada pertemuan ini didukung oleh data antar-pertemuan yang menunjukkan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi yang solid," kata risalah tersebut.

Akibat itu, kini peluang penurunan suku bunga kian menyusut, melansir perhitungan CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan 59% penurunan suku bunga the Fed sebesar 25 basis poin (bps) pada September. Peluang ini turun dari sebelumnya yang mencapai 65,7%.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Bursa Wall Street Bangkit Lagi, Kinerja Keuangan Perusahaan Kinclong


(tsn/tsn)

Adblock test (Why?)


Wall Street Gonjang-ganjing, Kompak 'Ambruk' Gegara The Fed - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Kabar Tak Sedap Iringi Proses Naturalisasi Mauresmo Hinoke di Timnas Indonesia - Tribunnews.com

[unable to retrieve full-text content] Kabar Tak Sedap Iringi Proses Naturalisasi Mauresmo Hinoke di Timnas Indonesia    Tribunnews.com i...