Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengungkap penyebab harga bawang putih naik tinggi. KPPU telah memanggil pihak terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Ombudsman, Asosiasi, hingga Bea Cukai.
Menurut nggota KPPU Eugenia naiknya harga bawang putih karena kualitas produk yang diimpor tidak baik. Keterangan ini didapat oleh KPPU dari importir bawang putih.
"Kami menghimpun informasi dulu mengenai apa yang menyebabkan harga bawang putih meningkat. Menurut keterangan dari importir, impor bawang putih yang ada sekarang itu memang bukan bawang putih yang kualitasnya baik," katanya di kantor KPPU, Selasa (21/5/2024).
Karena alasan itu pengusaha harus mengeluarkan biaya tinggi untuk kebutuhan penyimpanan. Kondisi ini pada akhirnya berujung pada harga bawang putih yang tinggi di pasaran.
"Sehingga mereka itu harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk bisa menyimpan bawang putih tersebut, sehingga itulah yang menyebabkan harga di pasar tinggi," ungkapnya.
Ia juga mengomentari realisasi impor bawang putih yang masih kurang. Menurut Eugenia, kondisi ini disebabkan karena surat persetujuan impor baru diterbitkan pada akhir tahun.
Sementara, pengusaha masih memiliki stok bawang putih sebesar 100 ribu ton. Ia menyebut bahwa bawang putih bisa disimpan hingga 6 bulan.
"Penerbitan surat persetujuan impor itu baru dilakukan bulan akhir tahun. Jadi Desember November itu mereka masih ada stok bawang putih sekitar 100 ribu ton ya, sehingga untuk realisasi 2024 ini itu belum tinggi karena masih ada stok yang dari bulan November, Desember tahun lalu. Karena bawang putih itu bisa disimpan kan ya waktunya 6 bulan," bebernya.
Tetapi ia menyebut pada pertengahan Juni pengusaha dapat mengimpor bawang putih berkualitas baik. Sehingga diharapkan harga di pasaran juga dapat turun.
Kalau tidak ada perubahan harga, KPPU bakal melakukan observasi lanjutan, untuk melihat adanya potensi monopoli. Menurutnya persaingan usaha yang tidak sehat menjadi biang kerok kenaikan harga.
(ily/hns)Terungkap Biang Kerok Harga Bawang Putih Meroket - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment